Jakarta –
Heboh fenomena tanah bergoyang di Lumajang, Jawa Timur (Jatim). Sekilas, tanah itu terlihat biasa saja, namun saat diinjak tanah itu tampak bergoyang-goyang seperti terdapat banyak kandungan air di dalamnya.
Lantas apa penyebab tanah bergoyang-goyang di Lumajang itu? Simak sederet fakta hingga hasil temuan terkini mengenai fenomena tersebut berikut ini.
Lokasi Tanah Bergoyang Ditemukan di Desa Bades
Fenomena tanah bergoyang saat diinjak ditemukan di Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur. Terkait hal itu, perangkat desa dan anggota Koramil Pasirian melakukan pengecekan ke lokasi tersebut.
Perangkat Desa Bades Sutasmir membenarkan bahwa tanah bergoyang itu memang ditemukan di tepi aliran sungai yang dilalui banjir lahar gunung Semeru. “Tanah ini bergoyang saat ada orang yang menginjak maupun ada truk yang lewat di sampingnya karena ada getaran,” ujar Sutasmir kepada detikJatim, Selasa (14/3).
Kondisi Tanah Bergoyang: Luas 3×3, Dalamnya 2 Meter Lebih
Jika dilihat sekilas, kondisi tanah yang bergoyang yang luasnya 3×3 meter itu nampak biasa saja. Namun ketika diinjak atau dilewati truk pasir tanah itu tampak bergoyang-goyang.
“Luasnya 3×3 meter,” ujar Sutasmir kepada detikJatim, Selasa (14/3).
Agar tanah itu tidak diinjak warga maupun dilewati truk pasir yang melintas, perangkat desa setempat untuk sementara ini memberikan tanda menggunakan ranting kayu pada lokasi tanah bergoyang di Lumayang itu.
“Takutnya armada ambles di daerah sini karena kurang lebih kedalamannya 2 meter,” ujarnya.
Foto: Tanah Bergoyang di Lumajang (Nur Hadi Wicaksono/detikJatim)
|
Sutasmir yang menyampaikan dugaan bahwa tanah bergoyang yang viral di medsos disebut ‘tanah dangdut’ itu memiliki kandungan lumpur yang cukup dalam.
“Penyebab tanah bergoyang ini mungkin sebelumnya lumpur kemudian terkena urukan pasir sehingga di atasnya kering tapi di bawahnya masih basah,” ujar Sutasmir, dilansir detikJatim, Selasa (14/3).
Antisipasi Perangkat Desa-Polisi Terkait Tanah Bergoyang
Untuk mengantisipasi agar tidak sampai ada warga yang melintas naik kendaraan kemudian terjebak di dalam tanah yang diduga berisi lumpur itu, Sutasmir melakukan langkah awal.
“Pertama saya kasih rambu-rambu. Saya tanami pepohonan biar bisa diantisipasi warga.” ujar Perangkat Desa Bades Sutasmir, seperti dilansir detikJatim, Selasa (14/3).
Selain itu, untuk mengantisipasi agar warga yang melintas, terutama yang naik kendaraan, tidak sampai terperosok ke dalam tanah begoyang dan dikhawatirkan rawan ambles itu polisi pun memasang rambu police line.
Polisi bersama Formika (forum komunikasi kecamatan) turut mengimbau masyarakat sekitar agar tidak melintas atau menginjak tanah bergoyang tersebut.
“Kami juga mengantisipasi agar kendaraan yang mengangkut beban berat tidak melintas dengan cara memasang garis polisi,” ujar Kapolsek Pasirian AKP Agus Sugiarto kepada detikJatim, Rabu (15/3).
Tanah Bergoyang di Lumajang Dulunya Kubangan Kerbau
Sejumlah petugas gabungan terdiri dari petugas Polsek Pasirian, Koramil Pasirian, serta Camat Pasirian mendatangi lokasi temuan fenomena tanah bergoyang di Lumajang yang sempat disebut ‘tanah dangdut’ di media sosial.
“Kesimpulannya, lokasi ini dulunya adalah kubangan untuk mandi kerbau. Karena adanya erupsi kemarin, kubangan itu tertimbun kemudian mengeras. Jadi di bawah tanah ini masih ada kandungan air sehingga saat diinjak tanah ini bergoyang,” ujar Kapolsek Pasirian AKP Agus Sugiarto kepada detikJatim, Rabu (15/3).
Sekadar informasi seperti dilansir detikJatim sebelumnya, fenomena tanah bergoyang serupa sebelumnya pernah ditemui di tengah persawahan di Desa Banjardowo, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Sebagian sawah yang bergoyang seperti air saat diinjak-injak orang itu sempat viral pada Desember 2019. Di Jombang tanah bekas tanaman padi yang bergoyang itu seluas 20×20 meter persegi.
(wia/idn)