Viral Mappasikarawa ala Bugis, Prosesi Mempelai Pria Sentuh Bagian Sensitif Wanita

Jakarta

Tradisi mappasikarawa yang berasal dari Suku Bugis viral. Sebab, prosesi pernikahan itu memperlihatkan si mempelai pria menyentuh bagian vital tubuh si wanita.

Potongan video yang beredar di salah satu base Instagram itu pun mendapat beragam reaksi. Si pengunggah, wakanda_land62, hanya memberi keterangan bernada canda tanpa pengertian lebih lanjut.

Unggahan dari akun itu pun mendapat respon yang sangat beragam. Ribuan komentar juga puluhan ribu like terpantau menghiasi unggahan berbentuk video itu.

Lalu, sebenarnya apa itu tradisi mappasikarawa?

[Gambas:Instagram]

Menyitir makalah penelitian berjudul “MAKNA SIMBOLIK MAPPASIKARAWA DALAM PERNIKAHAN SUKU BUGIS DI SEBATIK NUNUKAN” dari mahasiswa Universitas Mulawarman, Jumat (14/7/2023), diketahui bahwa prosesi ini bisa berbeda-beda di tiap daerahnya.

Berikut penjelasan singkatnya:

Secara etimologi, kata mappasikarawa terdiri dari dua suku kata yaitu mappa dan sikarawa. Mappa seperti imbuhan me-, sedangkan sikarawa adalah saling bersentuhan.

Mappasikarawa adalah memegang bagian-bagian tubuh mempelai wanita sebagai tanda bahwa keduanya sudah sah untuk bersentuhan. Orang yang melakukan kegiatan mappasikarawa ini adalah orang-orang panutan atau pilihan di dalam masyarakat atau pappasikarawa.

Adapun proses kegiatan mappasikarawa dilakukan setelah akad nikah selesai. Pengantin pria dibimbing menuju kamar mempelai wanita. Dalam penjemputan tersebut biasanya pintu kamar tertutup rapat dan dijaga oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan atau dihormati oleh pihak keluarga mempelai wanita.

Pintu baru dapat dibuka jika pihak mempelai laki-laki telah menyerahkan sesuatu sehingga keluarga mempelai wanita setuju untuk membuka pintu kamar. Biasanya pihak mempelai laki-laki menyerahkan sejumlah materi (uang logam, gula-gula, dan semacamnya).

Kalau pihak penjaga pintu masih tarik menarik belum berkenan membuka pintu, lalu pihak keluarga mempelai laki-laki menambahkan dengan sejumlah uang kertas. Adapun maksud dari gaukeng (perbuatan) ini adalah agar sang suami kelak tidak mudah menguasai dan memperdaya isterinya, karena diperolehnya dengan susah payah.

Setelah mempelai laki-laki masuk ke dalam kamar, selanjutnya didudukkan di samping mempelai wanita untuk mengikuti prosesi mappasikarawa. Terdapat banyak versi tentang bagian anggota tubuh mempelai wanita yang paling baik disentuh pertama kali oleh mempelai laki-laki, tergantung pada niat dari “pappasikarawa”.

Kemudian mempelai pria memasangkan cincin di jari pengantin wanita dan duduk di sampingnya selama beberapa saat sebelum mereka dipandu kembali untuk menyalami orang tua pengantin wanita

Simak Video “Problematika Tradisi Pernikahan di ‘Father of The Bride’ Bagi Adria Arjona
[Gambas:Video 20detik]
(msl/fem)





Selengkapnya

Comments

Leave a Reply