Top! Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal untuk Kurangi Suhu Tinggi di Perkotaan

Jakarta

Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas (Asphalt Thermal Collector) untuk mengurangi peningkatan suhu akibat urban heat island (UHI).

Mereka adalah Fikru Shidqi Helmi (Teknik Sipil 2020), Hakan Malika Anshafa (Teknik Sipil 2020), Octa Elwan Ibrahim (Teknik Sipil 2020), Nabila Alma Maharani (Teknik Sipil 2020), dan Syifa Husnun Nissa H. T. (Kimia 2021).

Ide Asphalt Thermal Collector ini diusung oleh tim PKM Video Gagasan Konstrukif (VGK) UGM.

“Asphalt Thermal Collector ini merupakan suatu inovasi mengurangi UHI dengan cara menyerap panas pada permukaan aspal menggunakan cairan yang mengalir di dalam pipa. Dengan menurunnya suhu pada aspal, suhu kota sekitarnya turut menurun atau lebih sejuk dari sebelumnya,” jelas Fikru selaku perwakilan tim, dikutip dari laman UGM.

Dilatarbelakangi oleh Bertambahnya Aspal

Fikru menjelaskan, ide penerapan Asphalt Thermal Collector berhubungan dengan bertambahnya jalanan aspal di perkotaan yang bisa membuat suhu meningkat.

Peristiwa meningkatnya suhu ini tidak lepas dari fenomena Urban Heat Island (UHI) yaitu suhu perkotaan lebih tinggi daripada daerah di sekitarnya.

“Aspal memiliki sifat menyerap panas dan di siang hari jalanan aspal dapat mencapai suhu hingga 48°C. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi untuk mengatasi persoalan tersebut,” terang Fikru.

Manfaatkan Aspal untuk Melawan Suhu Tinggi

Meski suhu tinggi perkotaan dipengaruhi oleh bertambahnya aspal, namun lima mahasiswa UGM ini justru menemukan cara melawan fenomena UHI dengan memanfaatkan aspal.

Penyerapan panas oleh aspal yang sebelumnya justru mempercepat proses UHI karena radiasi dapat diputarbalikkan untuk mengurangi efek UHI dengan menerapkan Asphalt Thermal Collector.

“Teknis pemasangan dari Asphalt Thermal Collector adalah dengan pemasangan pipa set berbahan polypropylene yang ditanamkan ke jalan dengan kedalaman 2,5 cm dari permukaan,” paparnya.

Mahasiswa Teknik Sipil UGM tersebut menjelaskan, pemasangan pipa dilakukan secara mengular dan dibuat segmen jalan setiap lima meter untuk memudahkan dalam pemeliharaan.

Selain itu juga dilengkapi dengan komponen pendukung yaitu pompa dan bak penampung. Komponen pendukung ini diletakkan di bawah trotoar dan terdapat pintu bagian atas untuk kebutuhan pemeliharaan juga.

Cara Kerja Asphalt Thermal Collector

Mekanisme kerja dari Asphalt Thermal Collector ini adalah air dialirkan dalam pipa melalui inlet dengan pompa dalam kondisi dingin.

Seiring bergeraknya cairan di dalam pipa, panas pada lapisan aspal akan terserap oleh air. Air yang keluar dari pipa outlet akan memiliki suhu yang lebih tinggi.

Air tersebut kemudian ditampung dalam wadah yang kemudian berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan komersial.

“Selain untuk mengurangi efek UHI, suhu aspal yang rendah juga dapat meningkatkan keawetan pada aspal. Aspal yang awet akan menyebabkan biaya perawatan yang rendah dan keselamatan berkendara di jalan raya juga lebih terjamin,” tutur mahasiswa UGM angkatan 2020 tersebut.

Simak Video “Moorissa Tjokro: Berpikir Kritis Jadi Keterampilan yang Wajib Diasah
[Gambas:Video 20detik]
(faz/nwy)

Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *