Terima atau Tidak, Miftachul Akhyar Sudah Mundur dari Ketua MUI

Jakarta

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya angkat bicara mengenai pengunduran diri Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dari Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Gus Yahya menyebut pengunduran diri Miftachul Akhyar di MUI sudah selesai

“Kan sudah selesai. Pengunduran diri dari Ketum MUI toh? sudah selesai,” kata Gus Yahya usai acara Konferensi Besar PBNU 2022 di Hotel Yuan Garden, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2022) malam.

Kendati demikian, Gus Yahya mengaku belum tahu apakah pengunduran diri Miftachul Akhyar itu diterima atau tidak. Dia menyebut hal itu sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi karena Miftachul Akhyar sudah mengajukan pengunduran diri.

“Ya saya tidak tahu, mau diterima atau tidak wong Rais Aam (Miftachul Akhyar) sudah mundur dari Ketua MUI,” ungkapnya.

Sebelumnya, MUI menolak keputusan Ketua MUI untuk mengundurkan diri. MUI menyebutkan, sesuai dengan hasil rapat pimpinan, penolakan itu sudah dikomunikasikan dengan Miftachul Akhyar.

“Sudah (dikomunikasikan) pokoknya beliau ketika dikonfirmasi apa itu, apa namanya, eh begini pengunduran diri kan beliau sampaikan, ini kan wewenangnya di MUI, kan MUI sudah jelas tegas menolak,” kata Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan kepada wartawan, Jumat (18/3).

Amirsyah mengatakan hasil rapat pimpinan dan rapat kesekjenan menolak tegas permohonan pengunduran diri ketua MUI. Dia menyebut Miftachul Akhyar akan memimpin MUI sampai 2025.

“Beliau kan ketua umum dari 2020-2025 hasil musyawarah nasional. Itu kan standar kan beliau permohonan. Permohonan dalam konteks ini dua kali rapat. Rapat kesekjenan dan rapat pimpinan Selasa lalu itu jelas mengamanahkan kepada beliau untuk memimpin MUI sampai 2025,” katanya.

Seperti diketahui, Miftachul Akhyar telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Keputusan mundur ini disampaikan Miftachul Akhyar saat memberikan pengarahan dalam rapat gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat.

(whn/maa)

Selengkapnya

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *