Tangkisan PD Atas Serangan PDIP ‘SBY Pengalaman dengan Kecurangan’

Jakarta

Politikus senior PDIP Panda Nababan menyebut Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seperti memiliki pengalaman dengan kecurangan saat menyinggung ada upaya agar Pilpres 2024 hanya diikuti 2 pasangan calon. Partai Demokrat menangkis serangan PDIP.

Panda Nababan menyampaikan hal itu dalam acara Adu Perspektif bertema ‘Adakah Skenario ‘Mereka’ Jegal Pencapresan?’ yang tayang di detikcom dengan kolaborasi bersama Total Politik, Rabu (21/9/2022). Panda mengaku sedih saat mendengar pernyataan SBY. Dia menilai SBY sangat fasih saat menyampaikan soal potensi kecurangan Pemilu.

“Saya terus terang saja sejauh yang saya pahami, saya mendengar dia (SBY) bicara itu sedih. Karena apa? Sepertinya dia mengakui yang pernah dia lakukan, sepertinya. Artinya kok fasih betul ada kecurangan, ada ini. Seperti fasih, seperti akrab persoalan itu dengan dia,” kata Panda.

“Artinya kalau lihat omongannya sepertinya dia sudah punya pengalaman. Ada pengalamannya,” imbuhnya.

Panda lantas berbicara ‘keunikan’ yang ada di Partai Demokrat. Keunikan itu terkait dengan suara Demokrat pada saat Pemilu 2009.

“Ini kan partai buat saya sendiri sebagai orang partai, yang mendirikan juga partai. Partainya SBY ini terus terang saja buat gue satu hal yang menarik, unik. Baru lahir bisa melejit menjadi nomor satu, top. (Setelah pemilu kedua) Iya relatif dalam waktu yang singkat gitu lho. Dan dalam sejarah partai ndak ada,” tutur Panda.

“Ada dulu sejarah partai gini waktu dulu waktu Golkar dalam kekuasaan melejit naik begitu. Itu dan di data-data yang ada sama saya, nomor 1 ya kan tahun 2009 dengan 148 kursi di DPR, kemudian tahun 2014 menjadi yang nomor 4, kemudian jadi nomor 7. Jadi nomor 1 dari sama sekali baru, kemudian ini,” jelasnya.

Demokrat Menangkis

Dalam diskusi itu, turut hadir Kepala BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron. Dia memberikan pembelaan terhadap SBY. Herman menerangkan Partai Demokrat menang pada pemilu 2009 karena pengaruh SBY yang maju sebagai calon Presiden.

“Ini kan pemilihan presiden secara langsung. Di situlah fungsinya ada di situlah fungsinya ada kotelepek, ketika ada calon presiden dan wakil presiden maka memang akhirnya juga partai terangkat di situ, apalagi rakyat juga merespons terhadap program-program prorakyat yang digulirkan oleh Pak SBY,” kata Herman.

Herman lantas menjelaskan pernyataan SBY soal konteks tidak jujur dan adil. Dia menyebut yang disampaikan SBY itu adalah potensi kecurangan.

“Jadi konteks kecurangan itu, bukan curang sebetulnya, koteksnya itu bisa tidak adil bisa tidak jujur. Karena ada setting untuk hanya menjadi 2 calon. Jadi bukan kemudian akan terjadi kecurangan suara, kecurangan apa, bukan ke situ konteksnya,” jelasnya.

Mengenai SBY dinilai fasih menyampaikan penjegalan itu, Herman juga memberikan pembelaan. Dia menyebut informasi mengenai capres hanya ada 2 calon yang diterima SBY itu valid.

“Kan disampaikan tadi, kan ada informasi disampaikan dan kemudian diklarifikasi informasi ini, valid. Ya disampaikan kepada kader,” kata Herman.

Simak selengkapnya pada halaman berikut.

Selengkapnya

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *