Seniman Pembuat Patung Naga Bandara YIA Akhirnya Buka Suara!

Sleman

Keberadaan patung naga di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, DIY disoal politikus Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya. Sosok seniman di balik patung naga itu pun buka suara soal inspirasi karyanya.

Adalah seniman Tri Suharyanto yang membuat patung naga yang diberi nama Patung Naga Jalur Sutra. Tri mengatakan ia tak semata-mata hanya membuat sosok naga dari mitologi China. Namun, ada cerita di balik pembuatan karya itu.

“Jadi sebenarnya tidak semata-mata saya menggunakan ikon naga China terus ada huruf-huruf China ada peta kuno di bawah naga, sebenarnya ada maksud tujuan. Saya lebih kepada ingin mengulik kembali tentang sejarah,” kata Tri saat dihubungi wartawan, Jumat (31/12/2021).

Tri menyebut inspirasinya berasal dari penemuan peta kuno yang ditemukan oleh pemerintah China di salah satu percetakan tua. Setelah adanya penemuan peta itu akhirnya timbul kontroversi tentang sosok penemu Benua Amerika.

“Dan peta kuno itu menarik perhatian saya untuk diulik, yang mengungkap kembali sejarah tentang penemuan Benua Amerika yang sekarang diamini oleh sejarawan barat ada Columbus, orang pertama yang melakukan ekspedisi ke Benua Amerika,” ucapnya.

“Komplit detail sekali. (Peta) Itu ada di landasan naga. Itu adalah peta kunonya (Laksamana) Cheng Ho dia melakukan ekspedisi menemukan Benua Amerika,” imbuhnya.

Lalu apa hubungan sejarah Negeri Tirai Bambu itu dengan Indonesia atau Nusantara?

Tri menilai hal ini merupakan sejarah. Ia meyakini, jauh sebelum Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi, orang-orang dari Nusantara lebih dulu melakukan ekspedisi. Bahkan tidak menutup kemungkinan, sudah menjelajahi Benua Amerika lebih dulu. Hanya saja, terbentur tidak adanya literasi.

“Karena ini sejarah, ini ilmu pengetahuan. Sekarang pada berebut tentang kebenaran-kebenaran itu di tingkat sejarawan. Tetapi kita sebagai bangsa ini lupa bahwa 100 tahun sebelum Cheng Ho dan Columbus kita sudah melakukan ekspedisi kemana-mana. Kemungkinan juga sudah menyisiri Benua Amerika juga, cuma kita tidak punya literasinya dan itu diakui juga Gadjah Mada melakukan ekspedisi dan itu sedang kita pelajari,” urainya.

Oleh karena itu, seniman berusia 49 tahun itu ingin menggugah lagi semangat-semangat masyarakat Indonesia seperti saat Nusantara masih jaya lewat karya naganya yang dibuat pada tahun 2017 itu. Pria asal Bantul itu juga ingin agar orang Indonesia tertarik lagi untuk membuka sejarah soal kejayaan Nusantara dulu.

“Nah maksud saya, saya ingin mengembalikan kembali semangat-semangat kita, mengulik kembali tentang kebesaran Nusantara kita artinya bahwa kita bukan bangsa yang kecil pada zaman itu. Ini harus kita ulik kembali, karena masih banyak ilmu pengetahuan yang bisa kita ulik lagi dari situ,” ungkapnya.

Selengkapnya di halaman berikut…

Selengkapnya

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *