Sejumlah Anak Jadi Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, KPAI Soroti Penggunaan Gas Air Mata

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisioner KPAI Retno Listyarti menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya ratusan korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

Ia mengungkapkan terdapat belasan anak-anak yang meninggal dalam tragedi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.

“17 di antaranya masih usia anak dan 7 anak lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Retno melalui keterangan tertulis, Senin (3/10/2022).

Retno menyoroti penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan dalam mengendalikan suporter di Stadion Kanjuruhan.

Tragedi di dunia sepakbola terbesar yang pernah terjadi di Peru pada tahun 1964 yang menewaskan 328 jiwa, kata Retno, juga disebabkan penggunaan gas air mata oleh aparat.

Baca juga: Ketum PSSI Minta Jajarannya Segera Buat Keputusan Soal Sanksi Untuk Arema FC

“Gas air mata memang sangat berbahaya, terlebih bagi anak. Karena efek yang dirasakan dari gas air mata memang sangat fatal untuk anak,” ungkap Retno.

Efek tersebut, kata Retno, berupa rasa terbakar pada kulit, perih pada mata, rasa tercekik di saluran pernafasan.

Lalu rasa terbakar yang parah di tenggorokan, keluar lendir dari tenggorokan, muntah.

Bahkan jika serbuk tersebut masuk hingga ke paru-paru dapat menyebabkan nafas pendek,l dan sesak nafas.

Baca juga: Pernyataan Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana Terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang

Selengkapnya


Posted

in

by

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *