Sapto Anggoro: Media Harus Bertransformasi Ke Model Online Berbasis Teknologi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seiring dengan perkembangan pengguna media sosial membuat kemajuan masyarakat dalam mengakses informasi terus meningkat. 

Media sebagai salah satu pihak yang berperan dalam diseminasi informasi dan edukasi masyarakat harus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tersebut, termasuk dalam hal perkembangan dalam aspek digitalisasi.

Hal ini mengemuka dalam Sharing Ideas Session yang merupakan salah satu rangkaian dari Local Media Summit 2022 yang  berlangsung di Jakarta akhir pekan lalu.

Sapto Anggoro, anggota Dewan Pers mengatakan, saat ini bisa terlihat banyak gap dari sisi usia, gaya hidup, budaya, pengetahuan dan penyerapan sebuah informasi.

“Cara masyarakat untuk mendapatkan dan mengkonsumsi informasi saat ini tidaklah memandang lokasi asal dari informasi tersebut berada baik itu lokal atau nasional karena masyarakat tidak tahu lokasi konten itu dibuat dan dapat diakses dimanapun berada,” kata Sapto.

Untuk itu, kata dia sebuah media saat ini harus memiliki konten yang berumur panjang dan harus bertransformasi ke model  online yang berbasis teknologi.

Yuswohady – Managing Partner Inventure mengatakan, perubahan akan model bisnis media saat ini juga terjadi.

Awalnya media di Indonesia hadir dalam bentuk vertical namun saat ini produksi konten juga bisa dilakukan oleh semua orang, semakin murah, dapat dilakukan dimana saja dan masyarakat mengalami overloaded information karena kita ingin menangkap semua informasi akibat hadirnya media sosial. 

“Melihat tantangan yang ada, media lokal memerlukan kesempatan untuk dapat memperkenalkan berbagai produk dan layanannya pada berbagai kalangan yang lebih luas,” katanya.

Untuk memastikan media lokal dapat bertahan dan berkembang di era perkembangan teknologi saat ini, media lokal juga membutuhkan kesempatan untuk dapat berjumpa dengan para pakar dalam memecahkan berbagai masalah dan tantangan yang mereka hadapi dalam pengembangan newsroom dan bisnisnya.

“Untuk itu diperlukan aspek collaborative journalism yang bertujuan untuk melengkapi sumber daya masing-masing organisasi baik dari sisi media maupun organisasi lainnya seperti pemerintah atau sektor swasta, dan memaksimalkan dampak konten yang dihasilkan dan pengembangan bisnis media lokal di Indonesia,” katanya.

Sunarto Sain, seorang pemimpin redaksi media online lokal mengatakan, media perlu melakukan pembenahan internal dengan memastikan kekuatan kerja tim dan didukung jaringan yang luas, kita bisa membuat media lokal yang kecil menjadi media kuat yang besar.

“Lokalitas adalah sebuah kekuatan bukan kekurangan jadi kita tidak perlu merasa kurang kalau kita tidak bisa sebanding dengan media yang lainnya.

Justru ini sebagai kekuatan kita dimana media nasional tidak bisa seperti kita yang sangat sering menghadapi pasang surut yang berat dan saat ini kita bisa menjadi media yang kuat,” katanya.

Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia mengatakan, saat ini tidak ada lagi batasan antara media lokal, nasional, maupun global karena semua ini bisa diakses secara online.

“Yang terpenting dari dari sebuah media dari kacamata korporasi adalah media harus memiliki keunikannya masing-masing dan dapat diakses oleh audiens yang besar,” katanya.

Sebagai entitas bisnis, kata dia saat ini korporasi tidak hanya memikirkan kepentingan dari sisi bisnis dengan pemegang saham namun juga dengan para pemangku kepentingan seperti regulator, media, konsumen termasuk dengan media.

Selengkapnya


Posted

in

by

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *