Profil Syeikh Yusuf Al Qaradhawi yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Jakarta

Berpulangnya Syeikh Yusuf Al Qaradhawi menimbulkan duka mendalam bagi umat Islam. Sebab Syeikh Yusuf Al Qaradhawi, Pendiri Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) itu adalah tokoh ulama terpandang di dunia. Dia juga menulis banyak kitab di berbagai bidang keilmuan.

Riwayat Pendidikan Syeikh Yusuf Al Qaradhawi

Yusuf Al Qaradhawi adalah ulama yang lahir di Mesir 9 September 1926. Dikutip dari laman Madrasah Aliyah Negeri Sintang dia telah hafal Al Quran saat masih berusia 10 tahun.

Yusuf Al Qaradhawi banyak menghabiskan masa hidupnya di Qatar. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Ma’had Thantha dan Ma’had Tsanawi, dia melanjutkan studinya ke Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar, dan selesai pada tahun 1952 M.

Pada tahun 1972, Qaradhawi menyelesaikan pendidikan S-3 dan menyandang gelar doktor. Disertasinya yang berjudul “Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan”, disempurnakan menjadi Fiqh Zakat.

Disertasi tersebut kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.

Kiprah Yusuf Al Qaradhawi

Dikutip dari Britannica, Qaradhawi adalah cendekiawan Muslim yang berasal dari gerakan Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini dibuat oleh Hassan al-Banna di Ismailia, Mesir.

Gerakan Ikhwanul Muslimin bertujuan mengambalikan Al-Quran dan Hadis sebagai dasar kehidupan sosial masyarakat Muslim. Gerakan ini kemudian menyebar di Mesir, Sudan, Suriah, Palestina, Lebanon, dan Afrika Utara.

Qaradhawi dikenal sebagai seorang ulama yang menolak pemisahan ilmu secara dikotomis karena akan menghambat kemajuan umat Islam. Menurut dia, semua ilmu bisa Islami dan tidak Islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya.

Yusuf Qaradhawi juga dikenal memiliki cara atau metodologi khas dalam menyampaikan risalah Islam. Karena metodologi inilah dia mudah diterima di kalangan dunia barat sebagai seorang pemikir yang selalu menampilkan Islam secara ramah, santun, dan moderat.

Pada tahun 2007 lalu Syeikh Yusuf Qaradhawi pernah datang ke Indonesia. Dikutip dari NU Online, sang Syeikh salah satunya berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Menurut Syeikh Yusuf Qaradhawi sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia berperan besar dalam ‘memenangkan’ umat Islam dari tekanan dunia internasional. Sebab Indonesia memiliki sumber daya manusia dan kekayaan yang besar.

Simak Video “Viral! Kongres Ikatan Pelajar Putri NU Ricuh, Kursi-kursi Dilempar
[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)

Selengkapnya

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *