Pesawat China Estern Jatuh Menukik, Ini Kata Pakar Penerbangan

Wuzhou

Tragedi jatuhnya China Eastern Airlines yang menukik membuat tanda tanya besar. Pakar penerbangan angkat bicara.

Pada hari Senin (21/3/2022), dunia penerbangan China yang terkenal aman dikejutkan dengan jatuhnya maskapai komersial China Eastern Airlines di Provinsi Guangxi, China.

Pesawat yang membawa total 132 penumpang itu pada awalnya terbang biasa, hingga ada satu momen di mana pesawat itu jatuh menghujam kawasan pegunungan secara vertikal.

Momen itu pun berlangsung dalam waktu dua menit saja, dimana pesawat itu mendadak jatuh dari ketinggian 29 ribu kaki di angkasa. Pencarian korban tengah dilakukan, tapi masih belum menemukan titik terang.

Terlepas dari adanya kemungkinan penumpang selamat dalam tragedi itu, momen jatuhnya pesawat China Eastern Airlines mengundang tanda tanya besar di kalangan pakar penerbangan. Dikutip detikTravel dari Vice, Rabu (23/3/2022), kejadian itu diketahui sangat jarang terjadi.

“Bahkan dari kacamata pilot, musibah ini tak dapat terpikirkan,” ujar mantan kapten dari maskapai Japan Airlines, Minoru Uchida, yang dahulu menerbangkan pesawat jenis Boeing 767.

“Bahkan, apabila kedua mesin pesawat mati, sayap pesawat akan tetap mengangkat pesawat,” dia menambahkan.

Kejanggalan lain, Uchida menyebut kalau pesawat itu terjatuh dengan posisi sayap yang hilang. Sayap pesawat mungkin saja patah akibat benturan dengan objek lain atau akibat ledakan di udara.

Pesawat maskapai China Eastern Airlines yang jatuh memiliki nomor penerbangan EU5735 dan adalah pesawat Boeing 737-800 NG. Diketahui, pesawat Boeing jenis itu menghiasi sekitar 17% dari 25 ribu layanan penerbangan di seluruh dunia seperti diberitakan New York Times.

Pakar penerbangan lain bernama Hiroyuki Kobayashi ikut menyoroti, bahwa musibah itu dapat terjadi karena beberapa hal seperti gagal mesin, turbulensi ekstrim atau percobaan bunuh diri.

Sementara itu, pakar penerbangan Hiroshi Sugie yang juga merupakan mantan kapten Japan Airlines membandingkan tragedi itu dengan musibah Alaska Airlines penerbangan 261 yang terjadi pada 31 Januari 2000.

Saat itu, pesawat Alaska Airlines yang membawa total 88 penumpang jatuh menukik tajam ke Samudera Pasifik. Kabarnya, musibah itu terjadi akibat gagalnya fitur stabilizer horizontal yang ada di pesawat itu.

Padahal, apabila dibandingkan dengan pesawat Boeing 737 MAX yang bermasalah, pesawat Boeing 737-800 NG merupakan salah satu yang paling diandalkan dalam tiga dekade belakangan.

Pihak otoritas China pun berjanji, akan melakukan investigasi mendalam terkait musibah tak terduga itu. Adapun sejumlah barang penumpang seperti KTP, ponsel, dan barang personal telah diketemukan.

Simak Video “Tim SAR Belum Temukan Tanda Korban China Eastern Selamat
[Gambas:Video 20detik]
(rdy/fem)




Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *