Pengertian, Tanda-tanda dan Penyebab Penyakit Sifilis yang Wajib Diketahui

Jakarta, Insertlive

Baru-baru ini Kementerian Kesehatan melaporkan data terbaru yang menunjukkan penyakit sifilis di Indonesia naik tajam.

Penyakit sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang menyebar melalui jaringan seksual dengan banyak pasangan.

Penyakit ini memiliki ciri ruam di sekitar alat kelamin, dubur, atau mulut dan termasuk salah satu penyakit langka.


Lalu, apa sebenarnya penyebab penyakit sifilis dan apa tanda-tandanya? Berikut InsertLive rangkum informasinya:

Apa Itu Penyakit Sifilis?

Mengutip situs Kemenkes RI, Sifilis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Meski masuk dalam kategori IMS, sifilis berbeda dengan HIV/AIDS.

Sifilis disebabkan bakteri, sedangkan HIV/AIDS disebabkan oleh infesi virus.

Risiko menderita sifilis ini bisa meningkat pada orang yang kerap berganti-ganti pasangan seksual, menjadi pekerja seks, penggunaan jarum suntik yang telah terinfeksi, penularan dari ibu hamil kepada bayinya, serta melakukan tindakan tato yang tidak aman.

Sifilis terdiri dari atas empat tahapan infeksi, yakni primer, sekunder, dan tersier, serta periode laten di antara stadium sekunder dan tersier.

Setiap tahapan ini memiliki gejala tersendiri yang sama-sama harus segera ditangani oleh medis.




gambaran gejala sifilisgambaran gejala sifilis/ Foto: The Lancet

Tanda-tanda Penyakit Sifilis Pada Laki-laki dan Wanita

Sifilis bisa menular baik kepada wanita maupun pria. Tanda dan gejala penyakit sifilis pada laki-laki dan wanita pun serupa.

Umumnya, akan timbul ruam di bagian alat kelamin, mulut, atau anus, di mana area tersebut memungkinkan masuknya bakteri.

Berikut penjelasan secara umum gejala sifilis pada laki-laki dan wanita berdasarkan tahapan infeksinya dikutip dari situs Kemenkes RI:

Sifilis primer

Gejala dapat muncul setelah 2-4 minggu setelah terinfeksi. Tanda yang ditemukan seperti timbulnya luka kecil di alat kelamin, mulut, atau anus, tempat bakteri masuk.

Luka ini tidak sakit sehingga kadang tidak disadari, namun tetap rentan menulari pasangan, dikenal dengan istilah chancre. Luka dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 bulan.

Sifilis sekunder

Tanda dan gejala infeksi yang dapat ditemukan dalam 2 sampai 10 minggu setelah terinfeksi antara lain demam, ruam merah di telapak tangan dan kaki atau di bagian tubuh lainnya seperti penis, vagina, atau mulut, serta bercak di sekitar genital yang membasah.

Keluhan lain sifilis tahap ini adalah kehilangan nafsu makan, berat badan turun, rambut rontok, sakit kepala, kelelahan serta pembengkakan kelenjar limpa. Tahap ini berlangsung selama 1-3 bulan, atau dapat berlanjut hingga 1 tahun.

Sifilis Laten

Apabila sifilis sekunder tidak diobati, maka gejala akan hilang sementara namun dapat muncul kembali dan berkembang menjadi sifilis tersier dalam 2-3 tahun karena bakteri tidak hilang dari tubuh (laten).

Sifilis Tersier

Gejala pada tahap ini muncul bertahun-tahun setelah tubuh terinfeksi pertama kali. Tahapan ini dinilai paling berbahaya karena dapat menginfeksi berbagai organ vital dan menyebabkan kerusakan otak, peradangan di selaput otak dan tulang belakang, kebutaan, pembengkakan pembuluh darah, kelumpuhan hingga kematian.

Sifilis Kongenital (Sifilis pada bayi)

Bayi dapat tertular sifilis dari ibu pengidap sifilis. Apabila tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan keguguran atau kematian segera setelah bayi lahir.

Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi hidup seperti gangguan pendengaran, pembengkakan hati dan limpa, kelainan batang hidung dan bagian tulang lainnya, serta gangguan otak.

Penyebab Penyakit Sifilis

Seperti yang sudah disinggung di atas, sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum.

Penularan sifilis tidak berbeda dengan IMS lainnya, seperti HIV/AIDS, yaitu melalui kontak seksual yang tidak aman, baik hubungan seksual melalui mulut, kelamin, maupun anus.

Bakteri Treponema pallidum tidak dapat bertahan lama di udara, sehingga tidak dapat ditularkan melalui toilet, kolam renang, kamar mandi, serta berbagi peralatan makan atau pakaian.

(dia/dia)



Tonton juga video berikut:




Selengkapnya


Posted

in

by

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *