Mosi Tidak Percaya Terhadap Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Gagal di Parlemen

TRIBUNNEWS.COM – Langkah partai oposisi di Sri Lanka untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap Presiden Gotabaya Rajapaksa di Parlemen diblokir partai yang berkuasa.

Seorang legislator dari oposisi Aliansi Nasional Tamil, MA Sumanthiran pada Selasa (17/5/2022) mengusulkan agar parlemen mengabaikan prosedur dan segera mengambil mosi menentang Rajapaksa.

Dilansir Al Jazeera, tapi, partai yang berkuasa mengalahkan mosi tersebut dengan suara 119-68.

“Mosi tersebut dapat diambil untuk diperdebatkan nanti sebagai proposal normal,” kata Menteri Dinesh Gunawardena.

Baca juga: BBM di Sri Lanka Habis Total, Ratusan Becak Motor Terancam Tak Dapat Beroperasi

Baca juga: Gagal Bayar Utang, Sri Lanka Bakal Jual Saham Maskapai Nasional

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (AFP)

Langkah oposisi didorong oleh meningkatnya perbedaan pendapat terhadap Presiden karena krisis ekonomi saat ini.

Krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka disebut yang terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

Akibatnya, masyarakat kekurangan bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Baca juga: Sri Lanka Kehabisan Stok Bensin, PM Ranil Wickremesinghe: Hanya Cukup untuk 1 Hari

Baca juga: Sri Lanka Stop Bayarkan Utang Luar Negeri Demi Beli Makanan dan Pasokan Energi

Mosi parlemen tuduh Rajapaksa bertanggung jawab atas krisis

Mosi parlemen menuduh Rajapaksa bertanggung jawab atas krisis ekonomi dengan memperkenalkan pemotongan pajak sebelum waktunya dan melarang penggunaan pupuk kimia, yang mengakibatkan gagal panen.

Parlemen juga mengatakan Presiden salah mengelola penanganan pandemi Covid-19, menggunakannya untuk militerisasi, mempromosikan solusi non-ilmiah dan membuat kesepakatan yang tidak menguntungkan tentang vaksin.

Selengkapnya


Posted

in

by

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *