Menurut BMKG, Pemicu Gempa Tuban Hari Ini yang Guncang Yogya & Bali

Menurut BMKG, Pemicu Gempa Tuban Hari Ini yang Guncang Yogya & Bali

Gempa dengan kekuatan di atas 5 terjadi dua kali dengan pusat di laut dekat Tuban pada Kamis sore, 19 September 2019. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa kedua gempa itu terjadi dalam rentang 25 menit.

BMKG mengatakan bahwa gempa tidak memiliki potensi tsunami. Hingga Kamis sore, BMKG belum menerima laporan tentang dampak kerusakan gempa. Namun, Kepala Gempa Bumi dan Mitigasi Tsunami BMKG, Daryono menganggap gempa itu menarik untuk dianalisis.

BMKG: Gempa Tuban Merasa di Jogja, Malang ke Bali Berdasarkan data BMKG, gempa bumi pertama di laut dekat Tuban pada hari ini terjadi sekitar pukul 14.06 WIB. Gempa bumi berkekuatan 5.6.

Akun Twitter BMKG menginformasikan pusat gempa bumi M5.6 di laut, kedalaman 656 kilometer. Lokasi pusat gempa ini berada pada koordinat 6,4 lintang dan 111,84 bujur timur, atau pada jarak 58 kilometer barat laut Tuban, Jawa Timur.

Menurut data di situs web BMKG, goncangan gempa M5.6 dirasakan di daerah yang jauh dari lokasi pusat gempa. Daerah-daerah ini adalah Denpasar (MMI II-III), Lombok Barat (III), Mataram (III), Lombok Tengah (III), Sumbawa (III), Bima (III), Dompu (III) dan Karangasem (II).

Skala MMI II berarti bahwa getaran dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang menggantung bergoyang-goyang. Untuk MMI III, itu berarti getarannya terasa nyata di rumah, rasanya seperti sebuah truk telah lewat.

Sedangkan gempa kedua berkekuatan 6 dan terjadi pada pukul 14:31 WIB. Akun Twitter BMKG mengumumkan koordinat lokasi episentrum ini adalah 6,43 Lintang Selatan dan 111,82 Timur, atau di laut pada jarak 56 km barat laut Tuban.

Hiposenter berada di kedalaman 648 kilometer. Data BMKG menunjukkan goncangan gempa M6 terasa di Jawa, Bali hingga NTB. Daftar terperinci daerah tersebut adalah Tuban (MMI III), Denpasar (III-IV), Malang (III), Madura (III), Mataram (III), Lombok (III), Bima (III), Jogja (II-III) , Surabaya (II-III) dan Bandung (II).

Di Yogyakarta, goncangan yang disebabkan oleh gempa bumi kedua terasa cukup kuat. Reporter Tirto di Yogya melaporkan bahwa guncangan dirasakan di dalam gedung, seperti bangunan yang bergetar. Begitu pula di Bali. Kepala Eksekutif BPBD Bali I Made Rentin mengatakan getaran yang disebabkan oleh gempa kedua dirasakan oleh penduduk di banyak daerah di provinsi ini.

Gempa bumi kedua pada pukul 14.31 Waktu Indonesia Barat terasa di hampir semua kabupaten / kota di Bali, “kata Rentin, seperti dilansir Antara. Hasil Analisis BMKG Lanjutan Menurut Daryono, hasil analisis BMKG lanjutan menunjukkan data yang sedikit berbeda. Yang pertama episentrum gempa bumi (M5.6) berlokasi di koordinat 6.1 LS dan 111.86 BT.

Tepatnya, episentrum gempa di laut pada jarak 88 km timur laut Kota Rembang, Jawa Tengah. Pusat gempa diperkirakan pada kedalaman 620 km. Episentrum gempa kedua (M6), diperkirakan berada pada koordinat 6,24 garis lintang dan 111,84 bujur timur atau di laut, jarak 75 km timur laut Rembang.

Hiposenter berada di kedalaman 623 km. Selain itu, goncangan kedua gempa itu terasa di Bali, NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Guncangan MMI III terasa di Madura, Malang, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Bima, Lombok Tengah, dan Sumbawa. Di kota-kota lain, seperti Yogyakarta, Tuban, Cilacap, Purworejo, Lumajang, Tuban, Trenggalek, Surabaya dan Bandung, getaran gempa dirasakan pada skala MMI II-III.

Analisis BMKG tentang Penyebab Gempa Tuban Hari Ini Daryono menjelaskan bahwa gempa yang berpusat di laut dekat Tuban (atau Rembang) adalah jenis gempa bumi dalam gempa fokus yang dalam atau dalam. Ini karena gempa hiposentris berada pada kedalaman lebih dari 300 kilometer.

Seperti diketahui, Indonesia rawan gempa karena merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke utara dan menyusup ke lempeng Eurasia.

Selama ini, kata Daryono, gempa dengan pusat di kedalaman lebih dari 300 km jarang terjadi. Apalagi, gempa Tuban terasa di wilayah yang luas: dari Bandung ke Bali dan Lombok.

Daryono berpendapat gempa Tuban saat ini sangat menarik untuk dikaji karena menjadi bukti bahwa aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia di kedalaman 500 kilometer di bawah Laut Jawa masih aktif.

Gempa bumi menunjukkan bahwa di bawah Laut Jawa, Lempeng Indo-Australia tenggelam dan menukik tajam ke kedalaman lebih dari 600 kilometer. Namun, katanya, proses terjadinya gempa hiposentris yang mendalam masih menyisakan banyak tanda tanya.

Dia mencatat, memang ada teori yang menjelaskan gempa di hiposentris terkait dengan perubahan sifat kimia batuan pada suhu dan tekanan tertentu.

Dia memperkirakan bahwa hiposentris gempa Tuban saat ini terletak di zona transisi mantel pada kedalaman 410-600 km. Zona mantel berada di bawah lapisan paling atas bumi, litosfer.

Katalog Gempa Bumi Signifikan dan Rusak untuk periode 1821-2018 untuk rilis BMKG, tidak mengandung banyak catatan kejang besar dan berbahaya yang terjadi di wilayah pantai utara Jawa Timur di bagian barat atau timur Jawa Tengah ( sekitar Rembang dan Tuban).

Dalam katalog BMKG, hanya dua gempa bumi besar yang tercatat di sekitar area. Pertama, gempa bumi 11 Agustus 1939 dengan pusat pada koordinat 6,5 lintang dan 112,4 bujur timur. Gempa ini terasa pada skala MMI VII di Brondong. Gempa itu terasa juga di Rembang dan Surabaya.

Kemudian, gempa 19 Juni 1950 dengan pusat gempa di koordinat 6,2 lintang dan 112,5 bujur timur. Gempa ini mengguncang Gresik dan sekitarnya pada skala MMI VII. Goncangan itu terasa di Kalimantan Selatan dan Jawa Barat.

Dilansir dari tirto.id

Comments

Leave a Reply