Mengenal Tradisi Adat Sebelum Evakuasi Rombongan Kapolda Jambi

Jakarta

Ada kisah menarik sebelum proses evakuasi korban helikopter rombongan Kapolda Jambi di Hutan Kerinci. Ini terkait dengan kebiasaan atau prosesi yang dilakukan masyarakat adat Jambi.

Dalam proses evakuasi, masyarakat adat turut andil dalam bantuan tim SAR di lapangan maupun bantuan kearifan lokal. Mereka melakukan tradisi Sirih Sekapur.

Sirih Sekapur, adalah bentuk prosesi berupa komunikasi dengan penghuni hutan untuk menerima pendatang baru melalui perantara Depati atau ketua masyarakat adat. Tradisi ini masih jadi kepercayaan masyarakat Muaro Langkap, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi.

“Sirih sekapur, merupakan syarat bagi pihak luar minta tolong kepada Depati, setelah sirih diterima Depati turun ke TKP melakukan komunikasi dengan penghuni di sana,” kata Depati Muaro Langkap, Mukhri Soni, beberapa waktu yang lalu.

Hutan Kerinci yang menjadi kawasan pendaratan darurat rombongan Kapolda Jambi jarang dilewati masyarakat. Lokasi itu dikenal masyarakat adat dengan Gunung Betuah atau kawasan terlarang dimasuki sembarang orang.

“Boleh masuk tapi harusnya izin ke Depati,” sebutnya.

Tidak banyak syarat untuk melakukan prosesi Sirih Sekapur, kata Soni, hanya perlu sirih selembar dan pinang. Ia juga menyebut seharusnya jalur heli itu cukup mengikuti alur sungai Batang Merangin. Namun ini sudah terlalu jauh ke kiri.

“Jarang heli melintas di atas Gunung Batuah itu,” katanya.

Untuk itu, tim evakuasi harusnya meminta petunjuk dari luluhur dan penghuni hutan dengan menghormati alam dan bukit lokasi rombongan Kapolda Jambi. Di hari pertama hingga hari kedua, kata Mukhri Soni belum ada tanda-tanda meminta bantuan Depati untuk melakukan Sirih Sekapur. Pada hari ketiga mereka mencoba melakukan Sirih Sekapur dengan Sitawa Didingin.

“Sitawa didingin secara sederhana bisa diartikan menenangkan,” ujar Soni.

Prosesi itu bisa disebut berdoa untuk meminta petunjuk agar dibukakan jalan untuk proses evakuasi. Prosesi itu dilakukan oleh Depati. Soni mengatakan bahwa sitawa didingin (Setawar Sedingin) itu merupakan kearifan lokal yang perlu dilakukan. Ia mengungkapkan bahwa tim evakuasi diminta untuk menyerahkan sirih, pinang, dan kapur.

“Iya seperti itu, karena biasa seperti orang hilang misalnya, terkadang makhluk itu menutupi jalan kita, seolah kita lihat itu jalan lain yang kita tempuh padahal itu-itu aja jalannya. Nah awan ini kan begitu juga makhluk ini kan pekerjaan dia, karena mungkin ada pantang larang yang terlanggar mungkin,” tambahnya.

Dalam aktivitas masyarakat adat, doa dan permohonan petunjuk itu diterjemahkan dalam tradisi lisan yang dipercayai turun temurun dari generasi ke generasi, berikut ini.

“Salah jalan balik ke pangkal; Salah sesama makhluk minta maaf; Salah adat bayar denda; Salah kepada Allah minta ampun,” kata Mukhri Soni.

Mukjizat Tuhan Dalam Proses Evakuasi

Wakapolda Jambi Brigjen Yudawan Roswinarso sebelumnya juga mengungkap mukjizat Tuhan saat proses evakuasi Kapolda Jambi dan rombongan. Sebab di hari Selasa (21/2) Hutan Kerinci dihantui dengan awan gelap dan kabut.

Sebelum evakuasi dilakukan, kata dia, ada lima helikopter yang sudah datang ke lokasi tapi gagal. Namun pada pukul 14.10 WIB terjadi pembukaan awan di titik lokasi yang langsung dimanfaatkan tim SAR gabungan.

“Syukur Alhamdulillah, tepat jam 14.10 WIB terjadi pembukaan awan yang luar biasa. Kenapa saya katakan luar biasa? Karena di jam itu sampai dengan 18.00 WIB clear (cuaca cerah). Kalau orang bilang ini mukjizat, dan mukjizat itu tentu kita peroleh dari doa dan ikhtiar kita semua,” kata Yudawan, saat menutup operasi SAR gabungan, Kamis (23/2/2023).

Dalam proses evakuasi itu, pada pukul 14.30 WIB tim SAR berhasil menarik Kopilot AKP Amos Freddy, dan Ajudan Kapolda Jambi, Briptu Muhardi Aditya.

Dilanjutkan dengan evakuasi Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudhistira dan Direpolairud Polda Jambi Kombes Michael Mumbunan. Kemudian pada pukul 16.38 WIB, barulah Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dievakuasi dengan tim Heli Super Puma TNI AU.

Lalu, dilanjutkan dengan Pilot AKP Ali Nurdin. Terakhir, yakni Koorspripim Kapolda Jambi Kompol Ayani dan Mekanik Aipda Susilo.

Kini para korban telah mendapatkan perawatan oleh tim dokter. Kapolda Jambi Irjen Rusdi dan ajudannya Briptu Muhardi Aditya saat ini dirawat di RS Polri Kramat Jati. Sedangkan 6 korban lainnya saat ini dirawat di RS Bhayangkara Polda Jambi.

Artikel ini telah tayang di detikSumut.

Simak Video “Kapolri Besok ke Jambi, Pantau Evakuasi Korban Heli Jatuh Rombongan Kapolda
[Gambas:Video 20detik]
(sym/sym)




Selengkapnya

Leave a Reply

Detik-detik Satpam Digigit Ular di Perumahan Elite Terekam Kamera Small Earthquake Rattles South Bay Near Milpitas Cantik Emma Stone yang Baru Saja Menikah Mobil Terbang Fenomena Halo Matahari di Langit Jawa Timur Prewedding Terbaru Nikita Willy & Bos Blue Bird Desa Nelayan Paling Nyentrik Dunia Kelebihan Tes COVID oleh Anjing Dibanding PCR Rumah Orang Terkaya Dunia Aksi Protes Perubahan Iklim Global di Berbagai Negara