Makna ‘Maneh’ yang Bikin Guru Sabil Dipecat Saat Kritik Ridwan Kamil

Jakarta, Insertlive

Muhammad Sabil Fadhillah, seorang guru honorer di SMK Cirebon, Jawa Barat dipecat dari tempat ia mengajar. Pemecatan itu merupakan buntut dari kritik yang ia sampaikan di unggahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Instagram.

Tak hanya itu, selain dipecat, hak-hak Sabil sebagai guru pun akan dicabut.

Sabil mengomentari unggahan Ridwan Kamil yang tengah memberi apresiasi terhadap siswa di Tasikmalaya yang patungan untuk membelikan sepatu teman sekelasnya.


Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???? (“Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur atau kader partai atau pribadi),” tulis Muhammad Sabil dalam kolom komentar unggahan Ridwan Kamil.

Pemilihan kata maneh oleh Sabil inilah yang kemudian menjadi sumber masalah. Kata tersebut dianggap tak sopan, apalagi diucapkan guru kepada seorang gubernur.

Lalu, apa sebenarnya makna kata maneh yang digunakan Muhammad Sabil Fadhillah ke Ridwan Kamil?




Muhammad Sabil, guru honorer SMK di Cirebon yang dipecat usai kritik Ridwan Kamil.Muhammad Sabil, guru honorer SMK di Cirebon yang dipecat usai kritik Ridwan Kamil./ Foto: Ony Syahroni

Dikutip dari detikcom, Kepala Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Bahasa Sunda Universitas Padjajaran (Unpad) Ganjar Kurnia menuturkan, kata maneh secara umum memiliki arti kamu. Namun, dalam bahasa Sunda, kata Ganjar, ada pembagian kata bahasa Sunda menurut tata krama.

Maneh itu kan kamu sebetulnya artinya. Kita kadang-kadang dalam bahasa Indonesia walaupun ada kesetaraan, kalau mengatakan kamu mungkin kadang juga nggak pas juga, Jadi dalam Bahasa Sunda itu ada pembagian, ada bahasa kasar, loma (akrab), lemes yang halus,” kata Ganjar.

Kalimat yang Muhammad Sabil Fadhillah gunakan tersebut juga menurut Ganjar adalah kalimat biasa bagi mereka-mereka yang sudah punya hubungan dekat, seperti pertemanan. Sebaliknya, jika seseorang itu tidak dekat, maka maneh dianggap kasar untuk diucapkan.

“Sebetulnya untuk teman dekat, kata maneh itu biasa aja, tapi untuk yang kita tidak dekat, kalau disebut maneh biasanya dianggap kasar, secara umum gitu,” ungkapnya.

Meski terdengar kasar, untuk beberapa daerah di Jawa Barat kata maneh diklaim adalah kalimat sehari-hari yang lumrah digunakan. Seperti halnya Cirebon. Meski mayoritas warganya menggunakan bahasa Cirebon, tapi ada juga wilayah yang menuturkan bahasa Sunda.

“Tapi di beberapa daerah itu biasa aja kepada siapa pun. Kalau untuk di Priangan dianggap kasar untuk orang yang tidak dekat,” jelas Ganjar.

(dia/and)



Tonton juga video berikut:




Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *