Kisah Tsa’labah bin Hathib, Sahabat Nabi yang Zakatnya Ditolak Allah SWT

Jakarta – Allah SWT mewajibkan umat muslim untuk mengeluarkan zakat. Namun ada saja yang mengingkari dan tidak menjalankan perintah-Nya. Termasuk sahabat Rasulullah SAW yang bernama Tsa’labah bin Hathib.

Dikisahkan, sosok Tsa’labah bin Hathib adalah orang yang taat beribadah. Ia selalu tekun dalam mendirikan sholat dan menghadiri majelis Rasulullah SAW.

Dikutip dari buku Lembaran Kisah Mutiara Hikmah oleh Dian Erwanto, Tsa’labah memiliki kehidupan yang susah. Ia dikenal sebagai orang yang miskin dengan harta yang sangat terbatas, bahkan terkadang pakaiannya pun harus dikenakan bergantian dengan sang istri.

Pada suatu hari Tsa’labah keluar dari masjid tanpa memperhatikan doa setelah sholat. Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya kepadanya, “Mengapa setelah sholat engkau bersikap seperti orang munafik yang terburu-buru keluar masjid?”

Tsa’labah menjawab, “Ya Rasulallah, saya terburu-buru keluar karena saya dan istri saya hanya memiliki selembar pakaian yang sedang saya pakai ini, jadi saya menggunakan pakaian ini sedangkan istri saya telanjang di rumah, lalu saya menjumpainya untuk memakai pakaian ini untuk shalat sedangkan saya telanjang, oleh sebab itu doakanlah saya agar dikaruniai harta melimpah.”

Rasulullah SAW menjawab, “Wahai Tsa’labah, sesungguhnya harta yang sedikit yang disyukuri itu lebih baik dari pada harta banyak yang tidak bersyukur.”

Tsa’labah Minta Didoakan agar Menjadi Kaya

Setiap kali Tsa’labah bertemu Rasulullah SAW, ia selalu meminta untuk didoakan agar menjadi orang yang kaya.

Di suatu saat Tsa’labah datang lagi menghadap Rasulullah SAW untuk kedua kalinya dan berkata, “Ya Rasulullah, doakanlah kami agar Allah melimpahkan harta kepadaku.”

Rasulullah menjawab “Tidakah engkau mempunyai teladan baik pada diri Rasulullah? Demi Allah seandainya saya ingin mengubah gunung itu menjadi emas dan perak, niscaya itu akan terjadi.”

Rasulullah SAW menolak mendoakan Tsa’labah agar ia bisa mensyukuri atas rezeki yang dimilikinya.

Hari berganti, Tsa’labah kembali menemui Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, doakanlah kami agar dikaruniai harta melimpah, demi Dzat yang telah mengutus engkau sebagai seorang Nabi, maka karuniakan lah harta kepadaku pasti aku akan memberikan hak-hak kepada yang berhak.”

Kemudian Rasulullah mendoakan Tsa’labah agar diberi harta yang melimpah, lalu beliau memberikan sepasang kambing yang pada akhirnya berkembang sangat pesat. Kambing ini diberkahi Allah SWT sehingga berbeda dengan kambing-kambing lainnya.

Kambing ini layaknya ulat yang berkembang biak dengan cepat dan banyak dalam waktu singkat. Seluruh kota penuh dengan kambing Tsa’labah.

Dia pun kemudian pindah dari kota satu, ke kota lainnya karena kambing-kambing yang terus berkembang biak. Tsa’labah juga tinggal di desa agar memiliki cukup ruang untuk beternak kambing.

Semakin hari semakin banyak kambing milik Tsa’labah. Ia pun mulai sibuk dengan aktivitas barunya sehingga sering melewatkan majelis dan juga melewatkan sholat berjamaah. Lama kelamaan, Tsa’labah hanya datang ke masjid ketika sholat Jumat. Hingga pada akhirnya ia benar-benar tidak datang ke masjid lagi untuk sholat.

Tsa’labah Diminta untuk Berzakat

Suatu hari, Rasulullah SAW teringat kepada Tsa’labah, beliau bertanya kepada para Sahabat: Apa yang dikerjakan Tsa’labah?

Para Sahabat menjawab: Dia memelihara kambing yang banyaknya memenuhi desa ya Rasulullah.

Rasulullah Saw. menjawab: Celakalah Tsa’labah. Kemudian Allah memerintahkan zakat, maka Rasulullah SAW mengutus dua orang untuk memungut harta zakat. Dua orang itu disambut baik oleh masyarakat yang memberikan harta zakatnya.

Lalu mereka sampai kepada Tsa’labah untuk meminta zakatnya. Akan tetapi Tsa’labah tidak bersedia memberikan zakat dan malah menghina.

Tsa’labah berkata, “Ini tidak lain adalah upeti, kalian pulanglah agar saya bisa mempertimbangkan lagi. Ketika mereka berdua pulang kepada Rasulullah Saw, sebelum mereka berdua bercerita, Rasulullah SAW bersabda: Celakalah Tsa’labah.

Kemudian Allah menurunkan wahyu yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 75-76:

وَمِنْهُم مَّنْ عَٰهَدَ ٱللَّهَ لَئِنْ ءَاتَىٰنَا مِن فَضْلِهِۦ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن فَضْلِهِۦ بَخِلُوا۟ بِهِۦ وَتَوَلَّوا۟ وَّهُم مُّعْرِضُونَ

Artinya: Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).

Zakat Tsa’labah yang Ditolak Allah

Ketika Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT, ada seorang laki-laki kerabat Tsa’labah yang mendengarkan, lalu ia segera pulang untuk menemui Tsa’labah dan berkata, “Celakalah engkau Tsa’labah, sebab Allah telah menurunkan ayat yang telah mengatakan seperti ini.”

Mendengar itu Tsa’labah segera pergi untuk menghadap Rasulullah SAW dengan membawakan zakatnya, akan tetapi Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah telah melarangku untuk menerima zakatmu.”

Seketika itu Tsa’labah menaburkan tanah ke atas kepalanya sebagai penyesalannya sendiri.

Rasulullah SAW bersabda: “Itu karena perbuatanmu sendiri, sebab aku telah memerintahkanmu akan tetapi engkau tidak bersedia mematuhiku.”

Pada saat Rasulullah SAW wafat, Tsa’labah datang kepada sayyidina Abu Bakar dan berkata: Terimalah zakatku ini!

Akan tetapi sayyidina Abu Bakar tidak bersedia menerimanya dan berkata: Rasulullah SAW tidak bersedia menerima darimu, bagaimana mungkin aku akan menerimanya.

Pada masa khilafah sayyidina Umar, Tsa’labah datang untuk membawa zakatnya dan berkata: Terimalah zakatku ini!

Sayyidina Umar menjawab: Beliau berdua (Rasulullah Saw. dan sayyidina Abu Bakar) tidak bersedia menerimanya darimu, bagaimana mungkin aku bisa menerimanya.

Kemudian di masa pemerintahan khilafah sayyidina Usman, dia datang untuk memberikan zakat dan berkata: Terimalah zakatku ini!

Sayyidina Usman menjawab: Beliau-beliau tidak bersedia menerima zakat darimu, bagaimana mungkin aku akan menerimanya, beliaupun menolaknya.

Lalu Tsa’labah meninggal dunia pada masa pemerintahan Sayyidina Usman bin Affan.

Simak Video “Kilas Balik Perjuangan Alif ‘Cepmek’ Bikin Konten ‘Kamu Nanya?’
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/lus)

Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *