Kisah Suku Polahi di Gorontalo yang Punya Tradisi Kawin Incest


Gorontalo

Di Gorontalo, hidup suku Polahi yang punya tradisi kawin sedarah alias Incest. Suku ini hidup di pedalaman hutan gunung Boliyohuto dan dikenal sangat tertutup.

Masyarakat suku Polahi selama ini menjalani kehidupan yang masih primitif. Masyarakat suku Polahi hidup dengan mengandalkan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang ada di sekitarnya.

Salah satu tradisi menarik dari masyarakat suku Polahi adalah perkawinan sedarah atau Incest. Pernikahan tersebut bisa antara ibu dan anak laki-laki, bapak dan anak perempuan, maupun saudara laki-laki dan saudara perempuannya.

Antropolog dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Yowan Tamu menjelaskan tradisi ini terbentuk karena masyarakat suku Polahi sangat tertutup dan tidak menerima edukasi apapun. Selain itu, masyarakat suku Polahi juga tidak mengenal agama apapun.

“Karena memang mereka orang yang hidup tertutup dan tidak pernah diberi edukasi apapun,” terang Yowan, Jumat (26/8/2022) kemarin.

Ada sejumlah misteri yang meliputi tradisi perkawinan sedarah suku Polahi dan belum terungkap hingga kini. Yowan mengatakan beberapa tanda tanya terkait tradisi perkawinan sedarah ini belum berhasil diteliti karena susah menjangkau masyarakat suku Polahi.

“Ada sejumlah penelitian yang menyebutkan perkawinan incest, tetapi untuk detailnya itu belum ada,” kata Yowan.

Yowan menjelaskan penelitian-penelitian tentang suku Polahi hanya dilakukan pada masyarakat terluar di kaki pegunungan. Sehingga tidak ada penelitian rinci pada masyarakat primitif di kelompok terdalam tentang pernikahan sedarah ini.

“Penelitian kita itu jarang tembus ke klaster atas. Sebenarnya saya juga mau meneliti itu (perkawinan sedarah) tapi memang aksesnya tuh susah,” jelasnya.

Dalam analisis jurnal Universitas Sam Ratulangi berjudul “Perkawinan Sedarah Suku Polahi Gorontalo Ditinjau dari Pasal 8 Undang-undang No 1 tahun 1974″, disebutkan bahwa sebagai kelompok masyarakat yang melarikan diri ke hutan belantara, perkawinan sedarah disebut sebagai cara untuk mempertahankan eksistensi kelompok.

Pola hidup berpindah di tengah hutan membuat mereka sulit berinteraksi dengan kelompok luar. Sehingga berdampak keberlanjutan generasi harus diupayakan melalui perkawinan sedarah ini.

Selanjutnya: Keturunan Mereka Tidak Cacat


Simak Video “Menikmati Panorama Keindahan Pulau Saronde Gorontalo
[Gambas:Video 20detik]



Selengkapnya

Comments

Leave a Reply