Kisah Mengerikan Penjara PKI, Warga Dengar Suara Tembakan Tiap Malam

Sukoharjo

Pesanggrahan Langenharjo di Sukoharjo pernah menjadi penjara di zaman PKI. Warga setempat menuturkan kerap mendengar suara tembakan senjata dari sana.

Lokasi pesanggrahan tersebut dikisahkan menjadi saksi bisu peristiwa tahun 1965. Tempat peninggalan Sri Susuhunan Pakubuwono IX yang berada di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, itu digunakan semacam bedeng untuk menahan tawanan PKI.

Menurut tokoh masyarakat setempat, Madyotomo Sugiman, lokasi Pesanggrahan Langenharjo yang luas dijadikan tempat untuk penjara tahanan PKI dari luar daerah.

“Dulu ada tiga pintu besar yang dijaga ketat. Tahanan di dalam semua,” kata Sugiman, Senin (5/9/2022).

Saat itu Sugiman berusia sekitar tujuh tahun. Menurutnya, setiap sore tahanan diizinkan keluar. Mereka biasa memanfaatkan kamar mandi warga untuk keperluan mandi.

Tahanan saat itu tetap menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat. Sehingga warga tidak takut dengan keberadaan tahanan PKI di kampung mereka.

Namun, suasana mencekam terjadi pada malam hari. Sugiman mengaku sering mendengar suara tembakan dari arah Bengawan Solo.

“Setiap malam saya hanya mendengar suara tembakan. Kata orang tua saya, itu orang ditembaki,” ujarnya.

Berdasarkan cerita dari orang tuanya, lokasi yang dijadikan eksekusi PKI berada di bantaran Bengawan Solo. Setelah dieksekusi, jenazah kemudian dibuang ke sungai.

Usai dijadikan penjara PKI, Pesanggrahan Langenharjo kemudian dijadikan gudang senjata. Kemudian depo minyak selama satu tahun, sebelum dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

Kini, Pesanggrahan Langenharjo menjadi lokasi wisata religi dan kebudayaan. Selain itu, pemandian di sana juga masih dikunjungi masyarakat.

Sementara itu pengurus Pesanggrahan Langenharjo, GPH Soeryo Wicaksono, mengatakan sejak zaman kemerdekaan peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta diberikan kepada NKRI. Lokasi Pesanggrahan Langenharjo dijadikan penjara PKI selama 3 tahun.

“Halaman di depan ini dibuat bedeng untuk penjara PKI. Untuk lokasi eksekusi, utamanya di Jembatan Bacem. Setelah di eksekusi, langsung dilenyapkan di Bengawan Solo,” jelas Wicaksono.

—-

Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.

Simak Video “Spanduk Jenderal Andika “Pro PKI” Bertebaran di Ibu Kota
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)




Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *