Kisah Mahasiswa Asal RI yang Bekerja di Tesla Jerman, Lulusan Kampus Mana?

Jakarta

Siapa tak kenal Industri Mobil Listrik Tesla? Perusahaan milik Elon Musk ini merupakan perusahaan otomotif paling bernilai di dunia saat ini. Di salah satu pabrik Tesla terbaru di Jerman, ternyata ada orang Indonesia yang bekerja di sana, lo.

Orang Indonesia tersebut bernama Kevin Nizam Nabila. Ia berhasil menjadi salah satu pegawai yang bekerja di Gigafactory Tesla di Berlin, Jerman, yang baru resmi beroperasi pada Maret 2022 yang lalu.

Pabrik Gigafactory yang terletak di kota kecil Grunheide ini merupakan pabrik yang memproduksi Tesla Model Y dan baterai.

Fakta-fakta Kevin yang Diterima Kerja di Tesla Jerman:

Jadi Orang Pertama RI di Tesla Jerman

Keberhasilan Kevin bukan hanya diterima di perusahaan milik orang terkaya di dunia saja. Namun ia juga menjadi orang Indonesia pertama yang bekerja di pabrik Tesla Jerman tersebut.

“Bangga bisa menjadi pegawai Tesla apalagi baru Kevin orang Indonesia pertama di sini. Hal lain yang membanggakan karena perusahaan Tesla ini mendukung keramahan lingkungan dan bangga lah kita bisa ikut serta menjaga kehijauan bumi,” ujar Kevin dalam keterangannya yang diterima detikEdu.

Mahasiswa asal kota Jember, Jawa Timur itu juga berhasil membanggakan Indonesia di tengah ekspansi Tesla di seluruh dunia dan persaingan karier era globalisasi.

Di Tesla Jerman, posisi Kevin adalah sebagai junior production engineer yang memiliki tanggung jawab dalam Manufaktur serta Mengoperasikan robot produksi dan menjaga kualitas produksi Mobil Tesla model Y.

Lulusan Kampus Technical University Brandenburg-Jerman

Kevin tercatat telah merampungkan gelar sarjana di Technical University Brandenburg, Jerman pada tahun 2021 setelah kuliah kurang lebih 4 tahun.

Jurusan yang ia ambil adalah Wirtschaftsingenieurwesen Vertiefung im Elektrotechnik atau spesialisasi teknik elektro dan manajemen.

Setelah itu, ia melanjutkan studi Master di University of Applied Science Brandenburg, Jerman dengan spesialisasi Energi Efisiensi Teknik. Kevin melanjutkan studi magister sembari bekerja di pabrik perakitan mobil Tesla.

Melewati Proses Seleksi Sulit di Tesla

Kevin mengaku, proses seleksi untuk menjadi pegawai Tesla cukup sulit dan merasa beruntung bisa menjadi bagian dari perusahaan listrik terbesar di dunia tersebut.

Setelah lulus S1 pada Juni 2021, ia mulai melamar menjadi pegawai Tesla pada Agustus 2021 dengan mengirimkan CV serta essay dan pengalamannya selama ini. Baru pada Semptember awal, ia mendapatkan appointment interview via telepon.

“Beruntung saya kemudian terpilih untuk mengikuti interview kedua yang dilakukan pada bulan September,” terang Mahasiswa kelahiran 7 April 1997 ini.

Pada tahap selanjutnya yakni interview kedua, Kevin diuji pengetahuannya tentang dasar-dasar elektro dan produksi mobil.

Menurut Kevin, tahap yang dilakukan secara offline itu berhasil dilalui karena bekal magang yang pernah ia jalani sebelumnya.

“Saya dapat melaluinya dengan baik karena memiliki pengalaman magang sebelum masuk kuliah di Mercedes Benz di kota Rastaat, Jerman. Eh.. Saya dikabarin lulus tapi masih nunggu kontrak kerja yang lama tidak kunjung datang sampai sebelum puasa awal April 2022 Alhamdulillah kontrak datang. Alhamdulillah saya mulai bekerja sejak 16 Mei 2022 lalu,” paparnya.

Dengan kariernya di Tesla, Kevin berharap ke depan akan menjadi seorang ahli teknik dan bisa membantu membangun Indonesia.

“Harapan saya kedepan setelah nantinya menjadi ahli di Tesla, saya ingin pulang ke tanah air untuk membantu membangun indonesia. Saya akan mencoba untuk mengambil program lanjutan dari perusahaan untuk menjadi tenaga ahli di bidang baterai mobil listrik,” harapnya.

Mahasiswa yang sedang menjalani S2 ini juga memberi saran bahwa untuk memajukan teknologi Indonesia perlu kolaborasi hingga penambahan anggaran untuk riset teknologi.

“Perlu kolaborasi perusahaan luar negeri dan tenaga ahli untuk mengintegrasikannya dalam mengembangkan modernisasi industri di Indonesia, serta menambahkan anggaran lebih untuk melakukan riset di bidang teknologi,” tutur Kevin.

Simak Video “Elon Musk Tunda Kesepakatan Beli Twitter, Ini Alasannya
[Gambas:Video 20detik]
(faz/row)

Selengkapnya

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *