Kenapa Luar Angkasa Dingin, Padahal Matahari Sangat Panas?



Jakarta

Matahari adalah sumber tata surya dengan suhu yang sangat tinggi dan bumi pun bisa merasakan panasnya matahari. Tapi kenapa luar angkasa dingin, padahal Matahari sangat panas?

Melansir laman Popular Science, tata surya tidak seperti bumi karena memiliki suhu yang ekstrem. Matahari, bola gas api ini memiliki suhu 15 juta celsius pada intinya dengan suhu permukaan 5.500 celsius.

Sedangkan untuk ruang yang cukup jauh dari atmosfer bumi atau dikenal dengan luar angkasa ini memiliki suhu 270 celsius.

Alasan Luar Angkasa Dingin, Meski Matahari Sangat Panas

Ternyata ada alasan mengapa suhu luar angkasa dingin meski Matahari sangatlah panas. Jawabannya, panas sebagai radiasi yang bergerak melalui kosmos, yaitu objek yang lebih panas bermigrasi ke objek yang lebih dingin dengan gelombang energi inframerah.

Gelombang radiasi inilah menyalurkan panasnya ke molekul lain yang dilalui. Itulah proses perpindahan panas dari Matahari ke Bumi.

Namun dalam hal ini radiasi hanya menyalurkan panasnya ke molekul atau partikel yang dilewatinya, sehingga molekul atau partikel yang tidak dilewati akan tetap dingin.

Contohnya adalah planet Merkurius, yang mana suhu 537 celcius pada malam hari lebih rendah dari sisi siang hari yang terpapar radiasi, menurut NASA.

Lalu bagaimana dengan Bumi yang udara tetap hangat bahkan di beberapa musim dan di malam hari? Itu karena di Bumi, panas menyebar dengan tiga metode yaitu: konduksi, konveksi, dan radiasi.

Ketika radiasi Matahari menyebar dan menghangatkan molekul di atmosfer Bumi, mereka meneruskan energi ekstra itu ke molekul di sekitarnya.

Molekul-molekul itu menyalurkan panas ke molekul di sekelilingnya. Proses penyaluran panas dari satu ke yang lain inilah disebut dengan konduksi, yaitu reaksi berantai menyalurkan panas di luar jalur Matahari.

Molekul di Luar Angkasa Terlalu Sedikit

Luar angkasa adalah ruang hampa, yang mana molekul gas di luar angkasa terlalu sedikit dan terlalu jauh untuk saling bertemu satu sama lain.

Sehingga, tidak bisa bagi Matahari menyalurkan panasnya dengan gelombang inframerah dan melalui proses konduksi.

Sama halnya dengan konveksi yang mana perpindahan panas melalui gravitasi, yang mana seperti yang diketahui bahwa di luar angkasa tidak ada gravitasi. Itulah mengapa luar angkasa tetap dingin.

Terkait suhu panas Matahari ini, Elisabeth Habel, seorang insinyur/ilmuwan dari NASA yang sedang bekerja untuk Parker Solar Probe, telah mempersiapkan kendaraan dan perangkat (pesawat) untuk perjalanan jangka panjang melintasi ruang angkasa.

Elisabeth merancangkan pembuatan pesawat luar angkasa dalam program untuk mempelajari Matahari.

Rancangan ini membawa sebuah tantangan yang besar dan menarik mengingat pesawat luar angkasa di beberapa bagian tetap terjaga dinginnya untuk menghindari konslet, dan bagian lainnya supaya tetap berfungsi butuh suhu yang panas.

Dan pada April 2021 lalu, pesawat luar angkasa NASA berhasil mendekati matahari dari atmosfernya dengan jarak 6,5 juta mil. Pesawat ini menjadi pesawat ruang angkasa terdekat yang pernah ada dengan Matahari.

Simak Video “NASA Temukan Asteroid Seukuran Truk Mendekati Bumi
[Gambas:Video 20detik]
(faz/faz)

Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *