Kemenkes Sebut Sekitar 100 Obat Sirup Masih Diteliti terkait Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Mohammad
Syahril mengatakan, saat ini masih ada 100an obat sirup yang diteliti untuk mengetahui penyebab pasti gangguan ginjal akut yang merenggut ratusan anak di Indonesia.

Ia mengatakan, untuk sampai pada kesimpulan final membutuhkan waktu yang panjang.

Baca juga: Bareskrim Periksa Kepala Laboratorium BPOM di Kasus Obat Sirop Penyebab Gagal Ginjal Akut

Namun untuk kasus ini, dipastikan penyebab utamanya adalah intoksikasi kendati secara medis, gagal ginjal dapat juga disebabkan oleh faktor lain.

“Apakah saat ini Kemenkes melakukan penelitian, iya. Namanya case control study.

Jadi ada 90 kasus normal yang diteliti, sementara kasus yang sakit 30. Nah ini sudah 50 persen terkumpul. Untuk saat ini masih dilakukan penelitian sekitar 100an obat,” terangnya dalam diskusi daring FMB pada Kamis (24/11/2022).

Syahril melanjutkan, hasil penelitian diharapkan dapat memberi kesimpulan ilmiah yaitu ada kaitannya antara gagal ginjal dengan intosikasi etilen glikol dan dietilen glikol.

Baca juga: Daftar Terbaru 294 Obat Sirup yang Aman Dikonsumsi Menurut BPOM RI

Dalam kesempatan tersebut, Syahril menyebutkan, Kemenkes mencatat terdapat total 324 kasus GGAPA pada anak dengan rincian sebanyak 313 pasien dinyatakan sembuh.

Namun kasus GGAPA yang menyebar hingga ke-27 provinsi di Indonesia ini menyisakan 11 kasus yang terdapat di 3 provinsi.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH (Tangkap layar)

Adapun ketiga provinsi tersebut yakni DKI Jakarta dengan total 9 kasus yang dirawat di RSUPN Cipto Mangungkusumo, Kepulauan Riau 1 kasus, Sumatera Utara 1 kasus.

“Hingga saat ini kasus gangguan ginjal akut pada anak yang masih dirawat tersisa 11 orang. Ini merupakan upaya bersama di mana angka penambahan tidak ada dan angka kematian juga tidak ada lagi.

Yang ada adalah angka kesembuhan,” kata Syahril.

Selengkapnya


Posted

in

by

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *