Kehidupan Jurnalis Kerap Buat Aiman Witjaksono Pisah dengan Anak dan Istri

Jakarta, Insertlive

Aiman Witjaksono sudah 20 tahun menjalani profesi di dunia jurnalistik.

Ada banyak sekali pengalaman yang sudah Aiman dapatkan dalam kurun waktu tersebut.

Pengalaman tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan Aiman.


Aiman tak memungkiri bahwa bukan hal mudah ketika menjalani profesi sebagai jurnalis.

Aiman pun kerap harus berpisah dengan anak dan istri karena harus berangkat ke luar kota untuk pekerjaan.

Bahkan, Aiman mengaku bisa hampir setiap minggu pergi ke luar kota dalam kurun waktu 3-4 hari.

“Iya, waktu di program Aiman itu, saya mungkin hampir setiap minggu ke luar kota, dalam kurun waktu 3-4 hari bahkan,” kata Aiman di studio Trans TV, Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (11/11).

Kesibukan tersebut membuat Aiman cukup jarang menghabiskan waktu bersama istri dan anak tercinta.

Bahkan, Aiman berujar bahwa sang anak sudah terbiasa dengan kehidupan sang ayah yang sibuk menjadi jurnalis.

Aiman pun menjalani rutinitas seperti itu selama 9 tahun dari 2013.

“Ya, sudah menjadi kebiasaan bagi anak saya, anak saya waktu itu masih kecil, masih di bawah 10 tahun, dan sampai sekarang sudah di atas 10 tahun, dan itu berlangsung dari 2013, berarti udah 9 tahun, anak sudah sampai manggil om. Nggaklah, bercanda, nggak sampai segitunya,” ungkap Aiman sembari bercanda.

Meski begitu, Aiman selalu berusaha memberikan waktu yang berkualitas dengan anak ketika sudah selesai menjalani tugas.

Aiman juga mengaku tetap berusaha memberikan semua yang terbaik untuk kehidupan sang anak.

“Ketika datang, ya, kita quality time dengan anak, yang penting kita tahu apa yang kita berikan, pendidikan, bekal hidup, berapa pun yang kita bisa berikan kepada anak, ya, itu adalah hal yang wajib sebagai orang tua,” ujar Aiman.

Namun, Aiman selalu berusaha menjalani kehidupan dan profesinya saat ini dengan perasaan ikhlas dan senang.

Aiman percaya bahwa kehidupan di dunia adalah momen untuk menghabiskan lelah guna memberikan manfaat bagi sekitar.

“Saya jalani dengan ikhlas, tenang, senang, karena saya berpendapat di dunia itu tempat berlelah-lelah, jadi jangan khawatir kita lelah, asalkan kita harus seimbang, ya, makan, gizi, tidur, ibadah, semuanya seimbang, jadi jangan khawatir karena dunia memang tempat berlelah, jadi silakan berkarya untuk kemanfaatan,” kata Aiman.

“Saya tidak pernah berpikir 5 atau 10 tahun mau jadi apa, hidup saya mengalir aja, dan Tuhan memberikan saya sebuah anugerah kehidupan yang luar biasa,” sambungnya.

Selain itu, Aiman merasa bahwa ada banyak hal yang bisa memberikan pelajaran berharga dalam kehidupan.

Bahkan, Aiman selalu menanggap dunia dan segala isinya adalah tempat belajar.

“Saya selalu termotivasi dengan orang-orang yang memberikan manfaat, dan saya belajar dari mereka semua, bagi saya setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah, dan setiap waktu adalah waktu belajar,” kata Aiman.

Perihal sampai kapan menjadi seorang jurnalis, Aiman mengaku tidak bisa memastikan hal tersebut.

Namun, Aiman merasa bahwa hal yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa memberikan banyak manfaat untuk kehidupan.

Hal tersebut yang juga selalu Aiman ajarkan kepada anaknya selama ini.

“Saya tidak tahu (sampai kapan menjadi jurnalis), tapi yang jelas menjadi apa itu tidak penting, tapi memberi manfaat itu yang lebih penting, jadi bisa menjadi apa aja, yang penting memberi manfaat,” ungkap Aiman.

“Saya juga sampaikan itu kepada anak saya, kamu nggak harus jadi sesuatu, tapi dari sesuatu itu harus bisa memberikan manfaat, karena sebaik-baiknya manusia harus yang memberikan manfaat,” tutupnya.

(ikh/and)


Tonton juga video berikut:




Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *