Hari Perempuan Internasional, Velove Vexia Bicara tentang KDRT

Jakarta, Insertlive

International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret.

Peringatan Hari Perempuan Internasional memiliki tujuan untuk memberikan pengakuan terhadap prestasi dan pencapaian perempuan di seluruh dunia.

Peringatan ini juga bertujuan sebagai bentuk upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender.


Tepat pada hari ini, Velove Vexia mengutarakan pemikirannya tentang perempuan masa kini.

Sebagai salah satu Tanah Air yang kerap menginspirasi sesama perempuan, Velove Vexia menilai semakin banyak perempuan yang mulai mengenal hak-hak apa saja yang dapat mereka perjuangkan.

“Aku dari dulu udah aktif soal women empowerment dan ada ketertarikan di sana, senang banget dengan hari ini. Di lihat dari lima tahun terakhir, beda banget ya sekarang awareness tentang kesetaraan, empowerment itu jauh lebih tinggi,” kata Velove Vexia saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

“Jadi, di 2023 sangat bahagia makin banyak perempuan yang sadar bahwa kita punya hak-hak, kita harus perjuangkan hak kita, kita juga perlu mendukung satu sama lain,” lanjutnya.

Di sisi lain, Velove juga menyadari bahwa masih terdapat sebagian perempuan yang belum memahami hak-hak mereka.

Inilah yang menjadi tugas masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan perlu saling mengedukasi terkait hak-hak perempuan.

“Cuma menurut saya perjuangannya masih panjang sih, dan masih banyak yang harus diperjuangin karena masih banyak perempuan yang belum tahu juga apa kalau kita perempuan punya hak merasa nyaman di mana pun, kita punya hak untuk memakai pakaian yang kita nyaman, kita punya hak untuk berbicara, mengutarakan pemikiran,” ujarnya.

Pada kesempatan ini juga, Velove Vexia berbicara tentang KDRT yang belakangan ini marak terjadi dan kerap kali korbannya adalah perempuan.

“KDRT itu sebenarnya nggak sepenuhnya tentang perempuan, ada juga kok laki-laki yang menerima (KDRT), tapi memang mayoritas perempuan yang mengalami,” katanya.

Menurut Velove, KDRT dapat terjadi akibat kurangnya kesadaran bahwa perempuan itu punya hak untuk merasa aman dan nyaman.

Velove menegaskan bahwa perempuan punya hak untuk melawan dan memberontak ketika berada pada situasi yang mengancam kenyamanan mereka.

“Itu balik lagi mungkin didikan di rumahnya, di lingkungannya kurang (mengedukasi) bahwa perempuan itu punya power, malah seperti perempuan ada di posisi yang lemah, nggak boleh ngomong, dikasarin nggak boleh berontak,” jelasnya.

“Padahal, kan, nggak begitu, kalau kamu (perempuan) merasa nggak nyaman, nggak aman, kamu berhak bilang tidak,” pungkasnya.

(KHS/and)



Tonton juga video berikut:




Selengkapnya

Leave a Reply

Detik-detik Satpam Digigit Ular di Perumahan Elite Terekam Kamera Small Earthquake Rattles South Bay Near Milpitas Cantik Emma Stone yang Baru Saja Menikah Mobil Terbang Fenomena Halo Matahari di Langit Jawa Timur Prewedding Terbaru Nikita Willy & Bos Blue Bird Desa Nelayan Paling Nyentrik Dunia Kelebihan Tes COVID oleh Anjing Dibanding PCR Rumah Orang Terkaya Dunia Aksi Protes Perubahan Iklim Global di Berbagai Negara