Loki, gunung berapi terbesar di permukaan Jupiter, diperkirakan akan meletus bulan ini. Letusan Loki diprediksi akan terjadi setiap 475 hari.
Julie Rathbun, ilmuwan senior dari Planetary Service Institute, menjelaskan bahwa perhitungan didasarkan pada pengamatan selama lebih dari 20 tahun. Dia mengatakan letusan kali ini sesuai dengan perkiraan jadwal.
“Loki adalah gunung berapi terbesar dan paling kuat di Io, sangat terang dengan infra merah sehingga kita bisa mendeteksinya menggunakan teleskop di Bumi,” kata Rathbun.
Bersama dengan timnya, Rathbun mengatakan bahwa ia telah berhasil memprediksi letusan terakhir Loki yang terjadi pada Mei 2018.
Io adalah bulan terbesar keempat di Tata Surya dan salah satu dari 66 bulan milik Jupiter. Lo juga dikenal sebagai bulan Galileo karena pertama kali ditemukan oleh Galileo pada tahun 1610.
Mengutip Cnet, gunung berapi seperti Loki ditemukan di permukaan Jupiter yang terbentuk karena gravitasi dari planet yang sangat besar. Akibatnya, tekanan kuat muncul untuk meledakkan magma dari batuan cair ke permukaan luar.
NASA melaporkan, Io memiliki ukuran hanya sedikit lebih besar dari bulan Bumi dan seperempat diameter Bumi. Io juga merupakan objek paling aktif secara geologis di Tata Surya.
Ilmuwan planet di Institut Teknologi California, Katherine de Kleer, mengatakan jenis geofisika yang ditemukan di Io tidak dapat ditemukan di Bumi.
“(Io) adalah jenis dunia alien di mana kami memiliki proses ini yang tidak dapat Anda pelajari di Bumi, dan jika kami dapat mempelajarinya di Io, kami dapat memperluas gagasan geofisika secara lebih umum sehingga mereka kurang berpusat pada Bumi dan memasukkan lebih banyak dunia, “kata Kleer seperti dilansir Space.
Pesawat ruang angkasa NASA, Galileo sebelumnya terbang lebih dekat ke permukaan Io dan menemukan aliran lava raksasa, danau dan gunung berapi.
Dilansir dari cnnindonesia.com
Tinggalkan Balasan