Jakarta –
Pengamat politik dari Political Statistics (Polstat) Apna Permana ikut menyoroti munculnya nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir yang disebut harmonis dalam Rakornas PAN 2023 di Semarang. Menurutnya, usulan duet ini sulit mendapat restu untuk diusung Koalisi Indonesia Bersatu.
Ia menyebut Golkar sudah memutuskan nama Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai bakal calon presiden yang akan mereka usung. Sebaliknya, duet Ganjar-Erick belum menjadi keputusan resmi PAN untuk diusulkan di musyawarah KIB bersama Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sehingga Apna menilai duet tersebut akan sulit mendapat restu dari Golkar.
“Ganjar-Erick sulit untuk mendapatkan restu dari partai-partai besar seperti Golkar dan PPP. Terlebih, Partai Golkar sudah memutuskan capres mereka Airlangga Hartarto,” kata Apna dalam keterangan tertulis, Senin (27/2/2023).
Kendati demikian, Apna mengaku peluang tersebut masih ada. Terlebih, dinamika politik di Indonesia sangat dinamis dan kerap memunculkan kejutan.
“Politik dinamis, masih banyak waktu yang mungkin terjadi,” tegasnya.
Menurutnya, duet Ganjar-Erick ramai dan besar di media sosial karena keduanya memang aktif di media sosial. Namun di sisi lain, Golkar dinilai tak akan mudah mengganti nama kandidat yang akan mereka usung di Pilpres 2024. Sebab, keputusan pengusungan Airlangga sudah disetujui melalui musyawarah nasional (Munas) partai dan bakal berlaku di internal PPP.
Lebih lanjut, Apna menyebut Golkar dan PPP sebagai partai politik besar yang lahir sebelum masa reformasi di Indonesia sehingga ia menyarankan agar kedua partai mendorong kader terbaiknya untuk bisa maju di Pilpres 2024.
(akn/ega)