Mahasiswa dari berbagai kampus berdemonstrasi di depan Gedung Parlemen Indonesia akhirnya bubar. Demonstrasi tersebut menyampaikan bahwa mosi tidak percaya pecah setelah Sekretaris Jenderal Republik Indonesia Indra Iskandar berjanji untuk melakukan sejumlah keinginan siswa.
Janji itu dibuat setelah Indra menerima audiensi perwakilan dari kelompok siswa. Menurut pengamatan Tempo, perwakilan mahasiswa memasuki kompleks Gedung DPR sekitar pukul 17.00 WIB dan baru keluar sekitar pukul 19.45.
Perwakilan mahasiswa terdiri dari Salman Ibnu Fuad dari Persatuan Mahasiswa Universitas Paramadina, Sekretaris Jenderal Institut Transportasi dan Logistik Universitas Trisakti Abdul Haqqu, Presiden Mahasiswa Trisakti Dinno Ardiansyah, Ketua BEM Manik Marganamahendra Universitas Indonesia, dan Belly Stanio dari BEM UPN Veteran Jakarta.
Selain itu ada juga Ketua Kabinet KM ITB Rayyan Abdullah, kemudian Jamaludin dari BEM Universitas Galuh, Ketua Revolusi Mahasiswa Bandung Axis Gusman Maulana, dan Muhammad Rifqi Fauzi BEM Nurtanio.
Mereka melangkah keluar membawa tiga lembar kertas berisi tulisan tangan yang ditandatangani bersama tanpa segel. Isinya, perjanjian bahwa Indra akan menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia yang diwakili oleh mahasiswa kepada Ketua Parlemen Indonesia dan semua anggota dewan.
Poin lain adalah bahwa Sekretaris Jenderal Parlemen Indonesia akan mengundang dan melibatkan semua siswa yang hadir dalam sidang plus dosen atau akademisi, serta masyarakat sipil untuk menghadiri dan berbicara pada rancangan undang-undang lainnya yang belum diratifikasi.
Sekretaris Jenderal Parlemen Indonesia juga berjanji untuk menyampaikan keinginan siswa untuk melakukan pertemuan dalam kasus penolakan revisi UU KPK dan RKUHP dengan DPR. Kepastian tanggal rapat adalah sebelum 24 September 2019. Akhirnya, Sekretaris Jenderal Parlemen Indonesia akan menyampaikan pesan dari para siswa kepada anggota dewan untuk tidak meratifikasi RUU Pertanahan, RUU Buruh, RUU Minerba, dan RKHUP dalam empat hari ke depan .
Ketua BEM Universitas Indonesia Manik Marganamahendra di depan teman-temannya. Dia mengundang siswa lain untuk mengawasi perjanjian sampai rapat pleno DPR diadakan pada 24 September 2019.
Demonstrasi pecah sekitar pukul 20.30 Waktu Indonesia Barat. Mereka putus setelah mendengar Manik menyampaikan hasil sidang dan merespons.
Dilansir dari metro.tempo.co
Leave a Reply