Curhat Anak Zaman Dinasti Tang Mirip Generasi Zaman Now, Ini Buktinya

Jakarta

Sebuah peninggalan yang ditulis seorang anak sekolah dari era Dinasti Tang ditemukan. Tulisan sepanjang lima meter gulungan ini adalah karya Bu Tianshou, pelajar berusia 12 tahun pada 710 Masehi yang hidup semasa dinasti tersebut. Peninggalan itu diangkat ke permukaan pada 1969 dari sebuah pekuburan kuno di Astana, Turpan, Xinjian Timur.

Mengutip dari China Daily, Bu mentranskripsikan beberapa bagian dari dua buah buku, yakni anotasi Analects of Confucius tulisan cendekiawan ternama Zheng Xua dan The Thousand Character Classic, sebuah puisi Cina yang dipakai sebagai dasar dalam mengajarkan karakter Cina kepada anak-anak pada zaman Cina Kuno. Peserta didik era Dinasti Tang pada waktu itu diwajibkan membaca kedua transkripsi ini.

Namun, yang menarik adalah Bu menulis sebuah doggerel di bagian akhir peninggalan tersebut. Doggerel, seperti didefinisikan dalam Britannica adalah suatu sajak yang remeh dan dirangkai secara santai, serta seringkali tidak beraturan tetapi efektif.

Doggerel merupakan karakter sajak permainan anak zaman kuno sampai sekarang. Penggunaannya muncul di banyak masyarakat serta literatur sebagai sebuah bentuk komedi atau satir.

Sementara dalam kamus Merriam Webster, doggerel didefinisikan sebagai ayat atau tulisan yang santai dan tidak beraturan, yang utamanya digunakan untuk mengolok-olok atau memberikan efek komikal. Dan menurut Oxford Languages, doggerel dapat berarti sebuah paragraf atau kata-kata yang ditulis dan diekspresikan dengan buruk.

Seorang pemandu di Museum Turpan, Dilinur Maiming menyebutkan, doggerel milik Bu ini berisi semacam harapan agar gurunya segera masuk kelas, sehingga bisa pulang lebih awal.

“Pekerjaan rumah hari ini sudah selesai. Guru, tolong jangan menunda masuk kelas. Ayo kita pulang lebih awal,” ungkapnya soal peninggalan tersebut.

“Ini membuat dokumen tersebut terasa jauh lebih menyenangkan,” tambahnya.

Berdasarkan perspektif filologi, anotasi Analects of Confucius milik Zheng Xuan telah hilang pasca Dinasti Tang. Namun, menurut Deputi Dekan Institut Studi Turpan Chen Aifeng, tulisan Bu dan berbagai dokumen lain di Turpan telah memberikan sumbangsih untuk studi mengenai Konfusianisme.

Di samping itu, ada fakta menarik lain bahwa sistem edukasi yang komplit sudah cukup terbentuk pada zaman Dinasti Tang.

“Kebanyakan dokumen anotasi Analects of Confucius oleh Zheng Xuan yang digali dari kuburan-kuburan di Astana, adalah salinan para siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Xinjiang pada era Dinasti Tang dipengaruhi oleh budaya Dataran Tengah,” kata Chen menjelaskan peninggalan di sana.

Simak Video “Pengakuan 4 Siswi SMP di Pekanbaru yang Hilang Lalu Ditemukan di Kamar Hotel
[Gambas:Video 20detik]
(nah/erd)

Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *