Anies Dinilai Sindir Jokowi, Loyalis: Demokrasi Substansial Memang Begitu

Jakarta

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyindir Presiden Jokowi terkait kinerja di DKI saat wawancara dengan media asing, Reuters. Loyalis Anies, La Ode Basir, menganggap Anies menunjukkan ke masyarakat soal demokrasi substansial.

“Politik alam demokrasi yang dewasa, yang modern itu memang basis politiknya harus rasional objektif berdasarkan fakta. Apa yang bisa ditelisik dari faktor-faktor itu ya seorang pemimpin dilihat dari masa dia memimpin, Mas Anies ingin mengajari kita itu,” ujar La Ode ketika dihubungi, Jumat (16/9/2022).

“Marilah kita melihat produk-produk Mas Anies selama 5 tahun itu baik berupa kebijakan ataupun pembangunan fisik, pun penghargaan-penghargaan yang didapat dari lembaga-lembaga independen dan kredibel. Ini kan yang diistilahkan dengan demokrasi substansial bukan aksesoris,” tutur La Ode.

La Ode menyebut demokrasi aksesoris sebagai bagi-bagi kaos, bagi-bagi sumbangan, hingga serangan fajar. Menurut La Ode, demokrasi aksesoris hanya lah pencitraan.

“Itu (demokrasi aksesoris) tidak akan membawa pada pembelajaran politik yang bagus, yang dewasa, yang relatif mendatangkan perubahan besar bagi bangsa ini. Ini substansi yang ingin disampaikan oleh Pak Anies ingin mengajak manusia Indonesia, mengajak rakyat Indonesia, untuk berdemokrasi secara substansi itu poinnya,” imbuh La Ode.

La Ode kemudian mengkritik Adi Prayitno. Ia menyebut pernyataan Adi Prayitno tendensius.

“Kalau Bang Adi menanggapinya (pernyataan Anies) menyindir orang itu tendensius sekali dan tidak semestinya seorang pakar politik yang basisnya akademisi melontarkan pandangan-pandangan yang tidak berbasis ilmiah. Itu memalukan!” ucap La Ode.

Ia menegaskan apa yang disampaikan Anies saat diwawancara Reuters, bukanlah sindiran. “Bukan sindiran, itu memang demokrasi substansial memang begitu,” tutupnya.

Wawancara Anies dengan Media Asing

Anies Baswedan menyatakan dirinya siap menjadi Capres 2024. Anies pun meminta dirinya dinilai dari rekam jejak selama menjabat Gubernur DKI.

Hal itu disampaikan Anies saat diwawancara di Singapura oleh Reuters. Ucapan Anies tersebut dimuat dalam artikel Reuters berjudul ‘Popular governor of Indonesian capital ‘prepared’ to run for president’.

Anies awalnya bicara soal asumsi orang-orang terhadap apa yang akan dikerjakannya saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Kini, setelah 5 tahun menjabat, Anies meminta agar dirinya dinilai dari kenyataan dan rekam jejak.

“Dulu, orang berasumsi tentang saya dan apa yang saya perjuangkan dan apa yang akan saya lakukan di kantor. Sekarang, saya telah menjabat selama 5 tahun, jadi nilailah saya berdasarkan kenyataan dan rekam jejak,” kata Anies seperti dilansir Reuters, Jumat (16/9).

Dinilai Sindiran ke Jokowi

Adi awalnya bicara soal pernyataan Anies bisa punya banyak makna. Namun, dia mengungkit ciri khas Anies yang disebutnya sering terlihat menyindir Jokowi.

“Pertama, pernyataan Anies bermakna banyak. Yang selalu menjadi ciri khas Anies selalu terlihat nyindir Jokowi dan ingin berbeda dari kebanyakan persepsi orang,” kata Adi.

Adi menilai Anies sedang menyampaikan bahwa pemimpin yang menjabat sampai selesai saja yang layak dinilai. Sementara, pemimpin yang tidak tuntas menyelesaikan masa jabatannya tidak layak dinilai.

“Ketika Anies menyatakan siap maju sambil minta dinilai kinerjanya 5 tahun secara terbuka Anies menegaskan hanya pempimpin yang genap 5 tahun yang layak dinilai. Sementara pemimpin yang cuma sepenggal, alias tak sampai selesai 5 tahun, tak layak dinilai,” ujar Adi

Simak video ‘Anies Siap Nyapres, NasDem: ‘Jangan Malu-malu Kucing”:

[Gambas:Video 20detik]

(isa/aud)

Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *