80 Persen Gangguan Fisik Gue Diakibatkan dari Gangguan Psikologis

JAKARTA, KOMPAS.com – Seniman Hana Madness menjelaskan kesehatan mental seperti apa yang dia alami dari dulu hingga sekarang.

Sebagai informasi, Hana Madness merupakan seniman asal Jakarta yang melawan kondisi kesehatan mentalnya lewat sebuah karya seni.

“Gue punya eating disorder. Sekarang gue berjuang dengan anoreksia, bulimia, dan laxative abuse. Laxative abuse dari zaman gue SD, gue sudah mengonsumsi itu,” ungkap Hana Madness saat ditemui usai mengisi talkshow and workshop di Playfest 2022, Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2022).

Baca juga: Hana Madness: Seni Selamatkan Hidup Aku

Perempuan kelahiran Oktober 2022 itu kemudian mengungkapkan apa yang di maksud dengan penyakit-penyakit tersebut.

“Karena, berbicara soal laxative abuse atau bulimia, lu memuntahkan makanan. Itu seperti seorang addict. Ketika lu meminum alkohol, lu heroin addict, lu tahu itu akan merusak diri lu, tapi lu enggak bisa berhenti,” tutur Hana Madness.

“Ketika lu berhenti, lu akan merasa menderita. Ketika lu makan dan lu enggak mau memuntahkan makanan lu, lu akan merasa depresi. Lu tahu itu akan merusak diri lu,” tutur Hana Madness melanjutkan.

Baca juga: Cerita Hana Madness Lawan Kondisi Kesehatan Mental yang Ekstrem Melalui Sebuah Karya

Beberapa waktu lalu, Hana Madness mengatakan bahwa dia dirawat karena harus menjalani operasi hemoroid dan berujung pada gangguan urin.

“Laxative yang non oral, dari zaman 2012, gue sudah menggunakan itu yang membuat gue harus operasi hemoroid. Terus, gue habis operasi, gue kena gangguan urin, urologis,” kata Hana Madness.

Setelah itu, ia baru mengetahui setelah diberitahu dokter bahwa semua penyakit tersebut disebabkan oleh gangguan mentalnya.

“Jadi, dokter bedah, dokter urologis gue, terus dokter rehabilitasi medic, dokter psikologis, psikiater, dan ada dokter internis atau penyakit dalam, 50 persen dari dokter ini mengatakan bahwa 80 persen gangguan fisik gue diakibatkan dari gangguan psikologis gue,” tutur Hana Madness.

“Dari bulimia, all connect. Semua berasal dari sini (pikiran) dan gue sadar, gue bersyukur gue punya awareness yang tinggi dari kecil. Hanya saja keluarga gue dari dulu denial. ‘Kamu rukiah’. Gue sempat mau dirantai oleh bapak gue. Ibaratnya, sekarang, dark jokes banget gue kalau kumpul sama keluarga besar gue. Parah,” ucapnya lagi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Selengkapnya


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *